Mohon tunggu...
Fardal Rasudin
Fardal Rasudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seni kehidupan, membaca, menulis, jalan-jalan dan petualangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sprit Muda Nabi Muhammad Saw Sebelum Nubuwwah

12 November 2024   15:12 Diperbarui: 12 November 2024   19:04 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaligrafi Nama Nabi Muhammad Saw 

1. Merombak Mitologi 

Ketika kita berbicara tentang Nabi Muhammad Saw. Umumnya dalam benak kita adalah manusia yang paling mulia, manusia yang paling agung, namun terkadang  pehamahaman pemujaan yang berlebihan ini Nabi Muhammad Saw seakan telah menjadi tokoh mitologi dikayangan yang kita tidak dapat menjangkaunya. Dalam konteks ini Sosok Nabi Muhammad Saw ditempatkan seumpama mitos dan legenda yang tak ubahnya seperti cerita-cerita mitos di Nusantara, Danau Toba, Sangkuriang, Pandawa, Ramayana, kisah Mahabarata dan lain sebagainya. 

Dalam konstruk berpikir demikian Nabi Muhammad Saw telah menjadi tokoh yang sukar dimaknai nilai-nilai profetiknya dan nilai-nilai perjuangannya  dalam kehidupan kita. Dalam arti yang sesungguhnya pemujaan yang berlebihan membuat kita gagal paham terhadap perjuangan dan nilai-nilai yang dibawakan oleh Nabi Muhammad Saw. 

Tidak jarang kita menemukan cara konstruk pemahaman tentang Nabi Muhammad Saw seperti ini, sehingga ketokohan Nabi Muhammad Saw dalam konstruksi Pemikiran hanyalah mitos yang jauh dari bumi dimana kita berpijak. 

Nabi Muhammad Saw adalah Nabi yang Agung, Nabi yang mulia Nabi yang paling baik ahlak dan segala perbuatannya, tetapi Nabi Muhammad Saw hanyalah manusia biasa seperti kita, manusia yang pernah mengalami fase kecil, remaja, dewasa, muda, menikah, punya anak dan dimasa tua, makan dan minum seperti kita, harus banting tulang bekerja, berusaha dan berjuang. 

Masa muda Nabi Muhammad Saw, penuh dengan perjuangan kehidupan dan perjuangan nilai-nilai Universal sebagaimana anak muda para pejuang Bangsa dahulu, sebagaiamana pemuda-pemudi sekarang yang memperjuangkan hidupnya, menempuh pendidikan tinggi, semangat berorganisasi, mencari pekerjaan, semangat bekerja,dan terlibat dalam perjuangan-perjuagan sosial kemasyarakatan, seumpama itulah spirit Muda yang tercermin pada diri Nabi Muhammad saw pada pada masa itu: 

Terlepas dari mukjizat dan peristiwa pembelahan dada Nabi Muhammad Saw oleh malaikat Jibril untuk mencuci hati Nabi Saw menjadi bersih dan suci yang terjadi di masa kecil sekitar 4 tahun, terlepas dari itu, Nabi Muhammad Saw kecil adalah pengembala domba 

Ketika Abdul Muthalib kakeknya wafat Nabi Muhammad Saw kemudian hidup bersama pamannya Abu Thalib, disini Nabi Saw  bekerja sebagai pengembala domba hingga dewasa atau masuk usia Muda

Kenyataan ini menunjukkan Nabi Saw kecil digembleng oleh keadaan sehingga membentuk kepribadiannya menjadi disiplin, jujur, dan bertanggungjawab, kepribadian ini dibentuk dari kondisi realitas sosial. Artinya dimasa-masa sulit yang kita hadapi akan membentuk karakter dan kepribadian kita menjadi lebih baik apabila itu kita hadapi dengan perjuangan dan pantang menyerah. Dan itu adalah contoh yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw yang harus kita teladani. 

2.  Pekerja Keras dan Jujur

Sebagai seorang penggembala domba, Nabi Saw berjibaku dengan kondis Jazirah arab yang begitu panas menyengat, mengembala domba kalangan Bani Sa'ad dan juga di Makkah dengan imbalan uang beberapa dinar, aktifitas itu berlangsung dari remaja sampai dimasa Muda Nabi Muhammad Saw. 

Karena kejujurannya, Nabi Muhammad Saw di tawari oleh Khadijah Binti Khuwalid untuk mengantarkan barang dagang ke negri Syam (Palestina), peristiwa ini terjadi dimana umur Nabi Muhammad Saw 25 Tahun. 

Bersama dengan seorang pembantu Khadijah yang bernama Maisarah Nabi Muhammad Saw pergi ke Negri Syam, Nabi menjalankan amanat itu dengan baik, dengan kejujuran dan kepiawannya mereka mendapatkan keuntungan dagang yang melimpah. 

Dalam konteks ruang dan waktu Nabi Muhammad Saw sebenarnya adalah seorang buruh, seorang kuli bangunan, Sorang petani, seorang nelayan, seorang pedagang, seorang pelajar penuntut ilmu singkatnya seorang pekerja keras yang memperjuangkan dan ingin merobah hidupnya menjadi lebih baik. 

Seorang yatim diwaktu kelahiran, kemudian menjadi yatim piatu di umur 6 tahun, diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib hingga kemudian ke pamannya Abu Thalib. Realitas ini mengharuskan dirinya bekerja keras dan berjuang melawan kerasnya kehidupan. 

Artinya memperjuangkan hidup  kita supaya hidup lebih layak lagi adalah bagian dari ajaran Nabi Muhammad Saw dan bagian dari amaliyah.

3. Kisah Cinta di Masa Muda

Karena kejujuran, kecerdasan dan kepiawannya membuat Siti Khadijah jatuh cinta kepada Rasulullah Saw. Banyak lelaki para pemuka dan pemimpin-pemimpin kaum yang hendak menikahi Khadijah akan tetapi Khadijah menolaknya. 

Berbeda dengan anak muda sekarang yang apabila jatuh cinta kebanyakan karena ketampanan dan kecantikan ataupun harta kekayaannya semata,  mengungkapkan rasa cinta kemudian "pacaran", dan tidak jarang juga kisah seperti itu berakhir dengan kerugian terutama bagi perempuan. 

Kisah cinta antara Rasulullah dan Siti Khadijah di dorong kuat oleh pendangan yang luas, dimana Siti Khadijah melihat sisi kejujuran Rasulullah Saw, kecerdasan dan kepiawannya dalam berdagang. Syaikh Syaifurrahman Al-mubarak Furi dalam Sirrah Nabawiyah menyebut, seakan-akan Siti Khadijah mendapatkan barangnya  yang pernah hilang dan sangat di harapkannya. 

Melalui rekannya Nafisah binti Munyah, Siti Khadijah meminta supaya Nafisah membuka jalan memberitahukan agar Rasulullah mau menikah dengan Khadijah. Akhirnya Rasulullah Saw menerima maksud itu dan memberitahu paman nya untuk menemui Khadijah memasukkan lamaran. 

Pernikahan itu berlangsung dua bulan setelah pulang dari syam, tepatnya Rasulullah Saw berumur 25 tahun sementara Siti Khadijah berumur 40 tahun, dimana pada masa itu Siti Khadijah merupakan wanita yang paling terpandang, cantik, pandai dan kaya. Akan tetapi Siti Khadijah lebih memilih Rasulullah Saw, meskipun miskin dan hanya seorang pengembala domba. 

Tatkala di umur 40 tahun, Nabi Muhammad Saw menerima risalah Kerasulan di gua Hira. Nabi saw merasa takut dan gemetar atas peristiwa itu. Ir. Soekarno menyebut karena Maha Dahsyat-nya Al-Quran itu menembus jiwa Muhammad Saw. Bergetarlah dia punya tubuh. Muhammad Saw berjiwa besar olehkarena itu bergetar jiwanya tatkala menerima Wahyu di gua Hira. 

Orang yang paling pertamakali Rasulullah Saw temui adalah istrinya Siti Khadijah binti Khuwalid, tempat curhat dan tempat Rasulullah melepaskan semua rasa kegelisahannya. Rasulullah Saw mengatakan Selimutilah aku Khadijah, selimutilah aku Khadijah, sehingga beliau di selimuti Khadijah hingga tidak menggigil. 

Siti Khadijah tidak saja menguatkan jiwa Nabi Muhammad Saw tetapi juga menemani Rasulullah Saw berjuang menyebarkan risalah kenabian yang dibawakan oleh Nabi Muhammad Saw hingga akhir hayatnya. 

4. Seorang Intelektual Muda Pemersatu Bangsa

Selain diberi petunjuk oleh Allah SWT melalui perantara Wahyu, Rasulullah Saw juga seorang Intelektual atau pemikir.

Di umur 35 tahun Rasulullah Saw  menyatukan bangsa arab dengan kecerdasan yang dimilikinya. Dikala itu Makkah sering dilanda banjir hingga meluap ke Baitul Haram. Akhirnya Kakbah di renovasi dan setiap kabilah diberi tugas masing-masing untuk memungut batu dan bekerja. Sampai pada peletakan Hajaral Aswad para kabilah berselisih tentang siapa yang paling berhak mendapat kehormatan meletakkan Hajaral Aswad ke tempat semula. Perselisihan ini berlangsung hingga sekitar 4-5 hari tanpa ada keputusan. 

Abu Umayyah bin Al-Mughira tanpil menawarkan siapa yang pertama kali masuk ke pintu mesjid maka dialah yang punya kehormatan meletakkan Hajaral Aswad, tawaran ini disepakati oleh seluruh kabilah. Atas ijin Allah SWT, orang yang paling pertama kali masuk adalah Rasulullah Saw. Maka Rasulullah saw mengambil sehelai kain kemudian meletakkan Hajaral Aswad ditengahnya dan memerintahkan supaya pemimpin setiap kabilah memegang kain dan mengangkatnya secara bersama-sama. Dengan begitu setiap kabilah merasa ridha atas cara yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dan terkristal kembali Persatuan para kabilah.

Ketika memasuki massa Nubuwwah Nabi Muhammad Saw sering mengasingkan diri digua hira kurang lebih berlangsung selama 6 bulan.

Karena Nabi Saw merasa apa yang dilakukan oleh masyarakat jahiliah tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya, dimana diskriminasi rasial, penyembahan berhala, membunuh anak perempuan, melecehkan kaum perempuan dan segala praktek-praktek yang tidak diridhai oleh Allah SWT. 

Karena kondisi itu menyendiri adalah tempat yang membuatnya nyaman dan lebih banyak merenung dan berpikir di Gua Hira.  Hingga pada akhirnya Rasulullah mendapat petunjuk dari Allah SWT melalui malaikat Jibril as. 

5. Melibatkan diri dalam Gerakan Moral 

Sebelum Nubuwwah, Rasulullah Saw bukan hanya sebagai pengembala domba atau pedagang tetapi Nabi Saw juga melibatkan diri dalam gerakan-gerakan moral yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat Arab. 

Pada usia 15 tahun, terjadi pelanggaran kesucian tanah haram dan bulan-bulan suci, sehingga meletus perang antara Qurais bersama kinanah berhadapan denga Qais ailan. Perang ini disebut pedang "Fijar". Rasulullah saw melibatkan diri dalam perang ini dengan cara mengumpulkan anak-anak panah untuk paman-paman beliau supaya dilemparkan kembali ke pihak Musuh. 

Akibat dari perang ini terjadilah Hilful-fudul atau pertemuan antara kabilah dan mengukuhkan perjanjian dan kesepakatan.  Yaitu tak seorangpun dari penduduk Makkah dan lainnya dibiarkan teraniaya. Siapa yang teraniaya maka mereka sepakat untuk berdiri di pihaknya. Sedangkan kepada yang berbuat Zholim maka harus di balas kezalimannya. Perjanjian ini dihadiri oleh Nabi Muhammad Saw. 

Artinya Rasulullah Saw dalam konteks ruang dan waktu pada massa remaja atau masa muda  adalah seorang pemerhati sosial yang mendedikasikan dirinya kepada Gerakan moral, perdamaian dan kemanusiaan.

Penutup: 

Spirit dan nilai-nilai perjuangan seperti ini sangat jarang kita temukan dalam perspektif umat Islam sekarang, termasuk juga romantisme Rasulullah Saw dan Siti Khadijah yang "To The Point" -saya jatuh cinta denganmu saya sungguh-sungguh ingin hidup denganmu- maka saya ingin menikah denganmu. 

Justru budaya "Pacaran" lebih mendominasi dalam pola romantisme muda-muda Islam sekarang. Sekiranya cinta yang sungguh-sungguh sekurang-kurangnya adalah memiliki nawaitu untuk menikah dan saling menguatkan antara satu dengan yang lain dalam situasi apapun itu. 

Dan tidak jarang kita menemukan cara pandang tentang ajaran islam yang "ritual sentris" dimana menganggap orang  yang pakai aksesoris ibadah seperti sorban, Songko, atau  Ustadz-ustaz yang suka ceramahi orang di mesjid adalah orang-orang yang paling Islamic, sementara petani, nelayan, atau orang-orang pekerja keras yang berjuang mempertahankan hidupnya dianggap jauh dari nilai-nilai Islam atau jauh dari nilai-nilai peribadatan kepada Allah. Padahal dia sedang berjuang dan beribadah menurut konteks ruang dan waktu yang dihadapinya.

Semoga kita semua dapat meneladani Rasulullah Saw secara sempurna, dan kita semua mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Saw. 

Allahummasalli ala sayyidina Muhammad 

Amiin

Demikian tulisan Alfakir ini semoga bermanfaat.

Oleh: Fardal Rasudin 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun