5. Melibatkan diri dalam Gerakan MoralÂ
Sebelum Nubuwwah, Rasulullah Saw bukan hanya sebagai pengembala domba atau pedagang tetapi Nabi Saw juga melibatkan diri dalam gerakan-gerakan moral yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat Arab.Â
Pada usia 15 tahun, terjadi pelanggaran kesucian tanah haram dan bulan-bulan suci, sehingga meletus perang antara Qurais bersama kinanah berhadapan denga Qais ailan. Perang ini disebut pedang "Fijar". Rasulullah saw melibatkan diri dalam perang ini dengan cara mengumpulkan anak-anak panah untuk paman-paman beliau supaya dilemparkan kembali ke pihak Musuh.Â
Akibat dari perang ini terjadilah Hilful-fudul atau pertemuan antara kabilah dan mengukuhkan perjanjian dan kesepakatan. Â Yaitu tak seorangpun dari penduduk Makkah dan lainnya dibiarkan teraniaya. Siapa yang teraniaya maka mereka sepakat untuk berdiri di pihaknya. Sedangkan kepada yang berbuat Zholim maka harus di balas kezalimannya. Perjanjian ini dihadiri oleh Nabi Muhammad Saw.Â
Artinya Rasulullah Saw dalam konteks ruang dan waktu pada massa remaja atau masa muda  adalah seorang pemerhati sosial yang mendedikasikan dirinya kepada Gerakan moral, perdamaian dan kemanusiaan.
Penutup:Â
Spirit dan nilai-nilai perjuangan seperti ini sangat jarang kita temukan dalam perspektif umat Islam sekarang, termasuk juga romantisme Rasulullah Saw dan Siti Khadijah yang "To The Point" -saya jatuh cinta denganmu saya sungguh-sungguh ingin hidup denganmu- maka saya ingin menikah denganmu.Â
Justru budaya "Pacaran" lebih mendominasi dalam pola romantisme muda-muda Islam sekarang. Sekiranya cinta yang sungguh-sungguh sekurang-kurangnya adalah memiliki nawaitu untuk menikah dan saling menguatkan antara satu dengan yang lain dalam situasi apapun itu.Â
Dan tidak jarang kita menemukan cara pandang tentang ajaran islam yang "ritual sentris" dimana menganggap orang  yang pakai aksesoris ibadah seperti sorban, Songko, atau  Ustadz-ustaz yang suka ceramahi orang di mesjid adalah orang-orang yang paling Islamic, sementara petani, nelayan, atau orang-orang pekerja keras yang berjuang mempertahankan hidupnya dianggap jauh dari nilai-nilai Islam atau jauh dari nilai-nilai peribadatan kepada Allah. Padahal dia sedang berjuang dan beribadah menurut konteks ruang dan waktu yang dihadapinya.
Semoga kita semua dapat meneladani Rasulullah Saw secara sempurna, dan kita semua mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Saw.Â
Allahummasalli ala sayyidina MuhammadÂ