Sebagai seorang penggembala domba, Nabi Saw berjibaku dengan kondis Jazirah arab yang begitu panas menyengat, mengembala domba kalangan Bani Sa'ad dan juga di Makkah dengan imbalan uang beberapa dinar, aktifitas itu berlangsung dari remaja sampai dimasa Muda Nabi Muhammad Saw.Â
Karena kejujurannya, Nabi Muhammad Saw di tawari oleh Khadijah Binti Khuwalid untuk mengantarkan barang dagang ke negri Syam (Palestina), peristiwa ini terjadi dimana umur Nabi Muhammad Saw 25 Tahun.Â
Bersama dengan seorang pembantu Khadijah yang bernama Maisarah Nabi Muhammad Saw pergi ke Negri Syam, Nabi menjalankan amanat itu dengan baik, dengan kejujuran dan kepiawannya mereka mendapatkan keuntungan dagang yang melimpah.Â
Dalam konteks ruang dan waktu Nabi Muhammad Saw sebenarnya adalah seorang buruh, seorang kuli bangunan, Sorang petani, seorang nelayan, seorang pedagang, seorang pelajar penuntut ilmu singkatnya seorang pekerja keras yang memperjuangkan dan ingin merobah hidupnya menjadi lebih baik.Â
Seorang yatim diwaktu kelahiran, kemudian menjadi yatim piatu di umur 6 tahun, diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib hingga kemudian ke pamannya Abu Thalib. Realitas ini mengharuskan dirinya bekerja keras dan berjuang melawan kerasnya kehidupan.Â
Artinya memperjuangkan hidup  kita supaya hidup lebih layak lagi adalah bagian dari ajaran Nabi Muhammad Saw dan bagian dari amaliyah.
3. Kisah Cinta di Masa Muda
Karena kejujuran, kecerdasan dan kepiawannya membuat Siti Khadijah jatuh cinta kepada Rasulullah Saw. Banyak lelaki para pemuka dan pemimpin-pemimpin kaum yang hendak menikahi Khadijah akan tetapi Khadijah menolaknya.Â
Berbeda dengan anak muda sekarang yang apabila jatuh cinta kebanyakan karena ketampanan dan kecantikan ataupun harta kekayaannya semata, mengungkapkan rasa cinta kemudian "pacaran", dan tidak jarang juga kisah seperti itu berakhir dengan kerugian terutama bagi perempuan.Â
Kisah cinta antara Rasulullah dan Siti Khadijah di dorong kuat oleh pendangan yang luas, dimana Siti Khadijah melihat sisi kejujuran Rasulullah Saw, kecerdasan dan kepiawannya dalam berdagang. Syaikh Syaifurrahman Al-mubarak Furi dalam Sirrah Nabawiyah menyebut, seakan-akan Siti Khadijah mendapatkan barangnya  yang pernah hilang dan sangat di harapkannya.Â
Melalui rekannya Nafisah binti Munyah, Siti Khadijah meminta supaya Nafisah membuka jalan memberitahukan agar Rasulullah mau menikah dengan Khadijah. Akhirnya Rasulullah Saw menerima maksud itu dan memberitahu paman nya untuk menemui Khadijah memasukkan lamaran.Â