Mohon tunggu...
Fantasi
Fantasi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Mikro

" When we are born we cry that we are come to this great stage of fools. " - William Shakespeare -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Petani Tua dan Sang Petugas Pajak

31 Desember 2015   12:43 Diperbarui: 31 Desember 2015   16:55 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah saya jual. Tapi Tuan bisa lihat permata yang ada di buaya hidup."

"Tak ada buaya terlihat di sini."

"Ada. Hanya Tuan kurang memperhatikan. Tunggulah awan bergerak dan cahaya bulan lebih terang. Kilau permata akan terlihat."

Angin bertiup sedikit keras. Awan berarak. Kolam yang tadinya kehitaman kelihatan di sebagian permukaan seperti berpendar ditimpa cahaya bulan.

"Lihat! Lihat!" pak tua menunjuk ke arah tengah kolam pada jarak selemparan batu. Ada gerakan air kecil di titik yang ditunjuknya. "Itu dia!"

Sang petugas mendekat ke tepi kolam dan menyipitkan mata agar bisa melihat lebih jelas. Memang ada sesuatu yang bergerak mendekat, tetapi tak jelas sosoknya. Hanya seperti garis tipis panjang yang menyibak permukaan air.

"Itu dia!"

"Mana ?"

"Itu! Itu! Lihat di antara kedua matanya. Lihat lebih dekat."

"Mana ?"

"Di antara kedua matanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun