Sekolah menjadi rumah kedua untuk anak mengenal kehidupan sosialny, jika didalam keas anak merasa dikekang oleh aturan- aturan yang membuat mereka merasa terkekang meskipun dilain pihak ada juga anak yang mau aktif dan menjalankan aturan yang ada. Ada pula guru yang kurang berkompeten dalam mengajar , bahkan ada guru yang dikomersialkan. Pengajar hanya menyampaikan materi tanpa mempedulikan perkembangan kepribadian anak.
3. Pengaruh pergaulan
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Mereka akan mulai bergaul dan bersosialisasi dengan temannya. Pergaulan dapat membawa anak dalam pengaruh positiv maupun negativ. Jika seorang anak bergaul didalam lingkungan yang positiv, maka dapat mengurangi pengaruh negativ atau berprilaku menyimpang pada anak, begitu juga sebaliknya.
Dalam dunia pendidikan, guru merupakan tenaga profesional yang berfungsi sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru sebagai pembimbing, pendidik, pembaharu, contoh dan teladan, pencari, dan penyelidik, penasehat, pencipta, pencerita, dan pelakon, rekan dan kawan pelajar. Dari sini sudah bisa dipahami bahwa peranan guru untuk keberhasilan peserta didiknya juga memiliki pengaruh besar. Dengan demikian tugas pendidikan bukan sekedar meningkatkan kecerdasan intelektual, melainkan pula mengembangkan seluruh aspek kepribadiananak didik. Pendidikan harus sesuai dengan alur pikiran sehat dalam memandang realitas kehidupan sehingga sisi kehidupan yang akan diraih dapat diupayakan.
Guru atau pendidik memiliki banyak tugas, baik secara terikat dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk pengambdian. Ada tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi (mendidik, mengajar, dan melatih), dalam bidang kemanusiaan (menjadi orangtua kedua), dalam bidang kemasyarakatan (mencerdaskan, dan ikut mengambil andil dg gualam mengembangkan kepribadian yang baik untuk generasi bangsa). keberadaan seorag guru bagi suatu bangsa peradaban sangatlah penting. Terlebih lagi kemajuan zaman dengan teknologi canggih dan segala perubahan dan pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa bagi kehidupan, yang menuntut ilmu dan kualitas yang lebih tangguh. Kedudukan guru senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapanpun diperlukan peran dan fungsi edukatifnya.
Kenyataan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membuat  remaja lebih sensitif dalam menanggapi hal hal negatif ketimbang positif. Maka dari itu pada akhirnya, tak sedikit remaja yang terjemurus dalam hal- hal yang bertentangan dengan nilai- nilai moral, norma agama, norma sosial  serta norma hidup dimasyarakat. Hal inilah yang menyebabkan remaja memiliki tingkah laku yang tidak wajar dalam arti melakukan tindakan yang tidak pantas dilakukan dalam ranah berkehidupan sosial.
Pada hakikatnya kenakalan remaja merupakan gejala pantologis sosial remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka akan melakukan tindakan yang menyimpang yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindak kriminal. Kenakala pada remaja sangat merendahkan nilai moral bangsa Indonesia , hal ini menjadi ancaman negara yang membuat sebuah negara semakin tertinggal jauh dalam membangun negara yang baik dan maju.
Menurut Paul Moedikdo, SH, kenakalan remaja ialah:
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak- anak merupakan kenakalan, jadi semua yang dilarang dalam hukum pidana, seperti mencuri, menganiyaya dan sebagainya.
2. Semua perbuatan yang  menyeleweng dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran atau keributan dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukan kebutuhan perlindungan bagi sosial.