Mohon tunggu...
Fanni Carmila
Fanni Carmila Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumahtanga. Mantan wartawan. Wiraswasta. Hobi mengarang

Asyik kalau bisa berkomunikasi dengan orang yang punya hobi sama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gaun Malam buat Nona Liu

2 Februari 2024   13:53 Diperbarui: 10 Februari 2024   21:23 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaun mewah(Shutterstock via kompas.com)

Aku mengenal nona Liu sekitar sepuluh tahun yang lalu. Kami sama- sama tinggal di Tian Zi Fang, sebuah perkampungan kumuh di kota Shanghai. Di distrik yang berbeda. Ia datang ke kiosku minta dibuatkan gaun pertama yang akan ia kenakan tatkala menjajakan diri di sebuah kawasan Lampu Merah dekat balai kota.

Saat itu usianya sekitar 20 tahun. Penampilannya sebagai seorang penjaja sex cukup menunjang. Tidak pemalu. Sorot matanya binal mengundang. Kecuali itu ia memiliki bentuk tubuh ideal untuk dijadikan manekin bagi seorang penjahit sepertiku. 

Dengan lingkar dada sekitar 90 cm; pinggang hanya 68 cm ; lingkar panggul cukup lebar, 100 cm. Nona Liu sungguh cocok untuk kujadikan media menampilkan gaun kreasiku yang bakal menonjolkan lekukan tubuhnya yang indah sebagai wanita. Apalagi ia juga memiliki leher jenjang. Memudahkan bagiku untuk memilihkan model gaun berkerah tinggi namun punya belahan dada V guna menonjolkan belahan payudaranya yang padat dan bulat sempurna.

Pada masa itu nona Liu masih menjajakan diri di jalan, sebagai PSK dengan bayaran tak lebih dari 100 yuan sekali kencan. Berkat gaun kreasiku secara perlahan ia mampu meningkatkan diri, tampil menjadi wanita panggilan berkelas. Berkencan di hotel dengan tarif permalam di atas 5000 Yuan untuk mendapatkan pelayanannya semalam penuh.

Tahun demi tahun berlalu. Nona Liu makin ahli dalam menjalankan profesinya sebagai wanita panggilan yang sejatinya memang membutuhkan bakat dan potensi khusus. Ia memiliki naluri tajam bagaimana memposisikan diri serta memainkan perannya sebagai lawan di atas ranjang. Tergantung lelaki yang dihadapi. Sesekali tampil bagai seekor kucing Persia yang jinak, penurut, disertai sorot mata penakut. Kali lain ia bisa muncul sebagai gadis pelajar yang sedang bolos sekolah guna berkencan dengan hidung belang yang butuh supremasi. Begitu polos tak mengenal dunia ranjang. Membiarkan lelaki tua Bangka yang nyaris kehilangan kelelakiannya mengajari cara memuaskan dirinya dengan mengulum dan menjilat, mirip gadis kecil menikmati permen lolipop. Namun bila dibutuhkan ia bisa juga mengubah diri menjadi singa betina yang meraung serta menerkam lawan jenis lantas menungganginya hingga terkapar tak berdaya.

Nona Liu berasal dari sebuah desa miskin propinsi Guangdong, kabupaten Chongging. Orangtuanya hidup sebagai petani. Itulah yang kuketahui tentang latar belakang keluarganya. Semula aku mengira dia masih gadis hingga suatu ketika ia menghilang sekitar sebulan dari kehidupan malam kota Shanghai. Lantas muncul di rumahku sambil menggandeng seorang gadis cilik berumur empat tahunan yang diakui sebagai anaknya. Hasil dari pernikahan melalui perjodohan.

Suaminya meninggalkan keduanya tatkala Xia Xia - sang anak - masih berumur setahun dengan alasan mencari kerja di kota. Namun ditunggu beberapa tahun tidak ada kabar beritanya.

Terdorong oleh rasa putusasa ia pun mempertaruhkan masa depannya hijrah ke Shanghai, menitipkan putrinya kepada kedua orangtuanya. Dari situlah awal ia terjun ke profesinya sebagai wanita penghibur.

Meskipun akhirnya tahu dia sudah berkeluarga dan memiliki anak, aku tetap memanggilnya "nona" Liu; sesuai permintaannya. Ia terpaksa membawa bocah yang belum masuk bangku sekolah tersebut ke kota setelah ibu yang dia andalkan untuk merawatnya meninggal. Mereka tinggal di sebuah rumah sewaan sederhana berkamar tunggal, hanya selisih dua gang dari rumahku yang sekaligus berfungsi sebagai tempat usaha.

Sebelum berlanjut aku punya cerita khusus tentang cara nona Liu menghadapi sesama kaum yang selama ini paling membencinya, karena dicap sebagai perempuan jalang perusak rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun