Beberapa tahun lalu sikap kakak terhadap hidup mulai berubah. Ia merasa sudah tiba waktunya memetik hasil kerja kerasnya puluhan tahun. Oleh karena itu ia berinisiatif membelikan anak-anaknya mobil agar bisa lebih leluasa menikmati akhir pekan. Gemar mengajak mereka melakukan wisata kuliner. Mencicipi beragam makanan enak yang semenjak kanak-kanak tidak pernah ia nikmati.
Sayangnya perilaku semacam ini justru menjadi bumerang bagi kesehatannya.
Akibat pola makannya yang tak terkontrol berulang kali kadar gula darahnya meluncur hingga ke angka 900. Beberapa kali terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit.
Minimnya kesadaran medis serta sifatnya yang keras kepala membuat anak-anaknya kewalahan menolong sang ibu mengatasi efek dasyat penyakit Diabetes yang mulai menggerogoti dan merusak organ-organ tubuh penderitanya secara masif. Kondisi kesehatan kakak jatuh ke titik nadir tatkala ginjal dan hatinya tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Tubuhnya membengkak. Ia sering menggigil kedinginan.
Wanita tangguh dalam hidupku tersebut harus menyerah terhadap takdir. Tanggal 26 Oktober 2023 pagi kakak kembali ke pangkuan Sang Pencipta setelah sekian lama dirawat dengan sepenuh hati oleh kedua anaknya.
Suatu ketika dulu burung Camarku pernah terbang. Untunglah setelah beberapa saat ia kembali ke sarangnya.
Kali ini untuk kedua kalinya ia terbang. Namun kini aku tidak bisa berharap ia bakal kembali. Karena ia sudah terbang terlalu jauh dan tinggi. Mengepakkan sayap mengarungi keluasan samudra serta membubung tinggi ke angkasa.
Selamat terbang burung Camarku. Selamat menikmati kebebasanmu yang abadi (fan.c)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H