Namun dia menggeleng. Tatapannya yang ketakutan dilemparkan ke sosok ibunya.
"Tapi aku tidak mau jadi seperti itu!" Lengkingnya berusaha mundur lagi lebih jauh.
"Oh tidak Kencana! Stop!" Teriakku panik. "Kamu jangan mundur lagi!"
Aku tidak berani melangkah lebih dekat guna mencegahnya surut lebih jauh. Karena di belakangnya membentang jurang yang kedalamannya entah berapa ratus meter. Berbatasan dengan tebing gunung Slamet.
"Aku bersumpah tidak akan meninggalkanmu."aku berlutut di hadapannya. Memohon ia berhenti dan meyakini kesungguhanku. "Aku mohon Kencana....." ratapku putus asa.
Ternyata upayaku tak mampu meredakan serangan kegilaannya.
Tatapannya yang mengerikan terus terpaku kepada sang ibu. Ia menggeleng seraya mengibaskan tanganku yang berusaha meraih ujung gaunnya yang berjuntai.
"Aku tidak mau jadi seperti itu!" Jeritnya. "Aku tidak mau jadi monster seperti itu!"
Kencana sungguh sudah kehilangan akal sehatnya. Ia terus mundur hingga mepet ke pagar pembatas.
"Aku tidak mau......!
Aku jatuh tersungkur tatkala berusaha meraih salah satu kakinya yang menaiki pagar pembatas teras.