Mohon tunggu...
Fanni Carmila
Fanni Carmila Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumahtanga. Mantan wartawan. Wiraswasta. Hobi mengarang

Asyik kalau bisa berkomunikasi dengan orang yang punya hobi sama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Gadis Padang Hijau (2)

20 Desember 2021   02:35 Diperbarui: 20 Desember 2021   05:55 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku membangun vila ini untuknya. Karena tidak ingin mengirimnya ke rumahsakit jiwa. Aku bertekad merawatnya sendiri."

Ia melemparkan tatapannya yang menyayat terhadapku.

"Suatu ketika aku pernah dicegah menikahinya oleh ayahnya. Karena gadis yang kucintai akan menjadi gila begitu ia menjalani proses melahirkan. Sampai saat ini penyakit ini belum bisa disembuhkan"

Ayah Kencana berusaha merapikan rambut istrinya dengan lembut.

"Namun aku terlalu mencintainya sehingga memutuskan membawa lari gadisku. Kami baru kembali ke sini tatkala istriku hampir melahirkan."

Wanita itu tidak menunjukkan reaksi apa-apa terhadap kehadiran kami. Ia seperti terbungkus dalam wadah kaca yang meskipun tembus pandang namun kedap terhadap segala yang ada diluar dunianya yang gelap.

"Aku terpaksa menjauhkan Kencana darinya semenjak lahir. Karena ia tidak mampu mengenali anaknya sendiri. Berulang kali berusaha mencekik atau membanting bayinya yang dianggapnya boneka."

Lelaki itu duduk di tangan kursi tempat istrinya bersender dengan tubuh kaku. Kudengar tangis lirih lelaki malang itu. Sejenak kemudian ia bangkit dengan ekspresi getir.

" tinggalkan Kencana," ratapnya sambil bangkit mendekatiku.

Aku belum pernah menyaksikan seorang lelaki sehancur itu.

"Aku tidak ingin engkau terjebak oleh cinta semacam itu." Ia memohon dengan amat sangat. "Kau tidak mungkin sanggup menjalaninya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun