Mohon tunggu...
Fani RachmatillahFauzi
Fani RachmatillahFauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi psikologi

Halo, saya seorang mahasiswi psikologi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Kita Merasa Lega Setelah Menangis?

28 Desember 2021   18:55 Diperbarui: 28 Desember 2021   19:12 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miceli, M. & Castelfranchi, C. (2003). Crying: Discussing Its Basic Reasons and Uses. New Ideas in Psychology. Vol. 21. 247-273.

Sidebotham, C. (2020). Why Do We Cry? Are Tears ‘Purposeless’?. British Journal of General Practice. April. DOI: https://doi.org/10.3399/bjgp20X709049

Subekti, T.A. 2014. “Menangis sebagai Metode dalam Kesehatan Mental (Study Kasus pada Tiga Orang Dewasa di Watulawang, Kebumen)”. Skripsi. FDK, Ilmu Sosial Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. 

Vingerhoets, A. & Bylsma, L. (2007). Crying and Health: Populer and Scientific Conceptions. Psychological Topics. 16(2), 275-296. 

Vingerhoets, A.J.J.M. & Bylsma, L.M. (2015). The Riddle of Human Emotional Crying: A Challenge for Emotion Researchers. Article of Emotion Review. 1-11. DOI: 10.1177/1754073915586226.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun