b.Dilihat dari fungsi-fungsi psikologisnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu tangisan yang bernilai terapi (penyembuhan) dan tangisan yang bernilai patologis (penyakit).
c.Dilihat dari nilai spiritualitas dibedakan menjadi dua macam, yaitu tangisan yang memiliki arti ibadah (al-ubudiyah) dan tangisan sia-sia dan tidak memiliki nilai ibadah.
Menangis memiliki banyak manfaat di antaranya: (a) membantu penglihatan karena air mata yang keluar saat kita menangis dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur; (b) menangis berfungsi untuk mengeluarkan garam dan zat kotor lainnya dari mata. Air mata mengandung sutau enzim yang disebut lysozyme yang dapat membunuh bakteri dan melindungi mata dari infeksi; (c) membuang racun. Air mata emosional dan air mata refleks ternyata sama-sama mengandung mangan (Mg) yang kadarnya 30 kali lebih besar daripada yang terdapat dalam darah; (d) mengurangi stres; (e) menarik simpati dan mendekatkan diri dengan orang lain atau menenangkan sang penangis dan memicu produksi hormon oksitosin, yaitu hormon yang membuat seseorang ingin disentuh oleh orang lain; (f) melegakan perasaan dan meningkatkan mood atau suasana hati.
Ada beberapa hipotesis yang telah diidentifikasi mengenai mengapa menangis dapat membantu kita melepaskan stres dan membuat kita merasa lega. Hipotesis-hipotesis tersebut antara lain (Vingerhoets, 2007):
a.Gagasan pertama adalah bahwa menangis merangsang aktivitas sistem saraf parasimpatik yang akan memulihkan tubuh manusia dari stres dan trauma.
b.Gagasan lainnya dari Frey (1985) bahwa kelenjar air mata berfungsi dalam menghilangkan racun (termasuk hormon stres), yang dilepaskan dalam darah ketika kita dalam keadaan distres. Menurutnya, membersihkan darah dari zat-zat ini akan menghasilkan suasana hati yang lebih baik dan bahkan mungkin kesehatan yang lebih baik.
c.Gagasan ketiga yaitu bahwa tangisan dapat meningkatkan jumlah udara dingin yang dapat mengakibatkan pendinginan hipotalamus, struktur yang sangat penting dalam otak emosional, atau bahwa perubahan yang menyertai pada otot-otot wajah dan pembuluh darah memengaruhi suasana hati seseorang dengan memfasilitasi atau menghambat proses neurokimia di otak.
d.Berdasarkan penelitian hewan awal oleh Panksepp (1998), orang dapat berspekulasi bahwa menangis dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yaitu zat mirip morfin yang dilepaskan di otak yang meningkatkan toleransi rasa sakit dan meningkatkan suasana hati kita.
Dengan demikian menangis adalah pencurahan emosi kita dengan mengeluarkan air mata. Secara biologis Tom Lutz membagi air mata menjadi tiga, yaitu basal tears (air mata dasar), reflex tears (air mata refleks), dan emotional tears (air mata emosional). Air mata dihasilkan oleh kelenjar lakrimal yang berada di sudut sebelah luar dari lekuk mata ke atas bola mata. Manfaat menangis di antaranya membantu penglihatan, melindungi mata dari bakteri dan kotoran, mengurangi stres, membuang racun, menarik simpati dan mendekatkan diri dengan orang lain atau menenangkan sang penangis dan memicu produksi hormon oksitosin, melegakan perasaan dan meningkatkan mood atau suasana hati. Ada beberapa gagasan mengenai mengapa kita merasa lega setelah menangis, yaitu menangis merangsang aktivitas sistem saraf parasimpatik yang akan memulihkan tubuh manusia dari stres dan trauma, membantu membuang racun yang ada dalam darah saat kita dalam kondisi distres, meningkatkan jumlah udara dingin yang dapat mengakibatkan pendinginan hipotalamus, dan menangis dapat merangsang pelepasan hormon endorfin yaitu zat mirip morfin yang dilepaskan di otak yang meningkatkan toleransi rasa sakit dan meningkatkan suasana hati kita.
Daftar Pustaka
Aqmarina, F.N. 2007. “Makna Menangis pada Self-Awarness dalam Religiusitas”. Skripsi. FPsi, Psikologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Mardeli. (2016). Teori Kompensasi Emosi. Tadrib. Vol. 2. No. 1 Edisi Juni, 1-30.