Ideologi Partai Keadilan Sejahtera
Walaupun dalam pendiriannya diinisiasi oleh KAMMI, PKS menolak mengakui adanya hubungan formal dengan KAMMI. Walaupun begitu, tetap ada beberapa kesamaan antara PKS dengan KAMMI. Salah satu kesamaan itu adalah kesamaan ideologi (Muhtadi, 2008).
Ideologi yang dianut oleh PKS dapat dilacak kembali dari gerakan dakwah kampus. Tujuan dari berdirinya gerakan dakwah adalah untuk menegakan syariat Islam di Indonesia. Hal ini banyak dipengaruhi oleh gerakan Ikhwanul Muslimin yang berada di Mesir. Oleh karena itu, ideologi gerakan dakwah ini banyak bersandar pada pemikir muslim seperti Hasan al-Banna dan Sayyid Qutb (Muhtadi, 2008).
Walaupun memiliki satu tujuan, terdapat perdebatan di internal gerakan dakwah mengenai metode untuk mencapai tujuan tersebut. Kubu Tarbiyah meyakini bahwa untuk menegakan syariat Islam dapat memanfaatkan sistem demokrasi yang diterapkan di Indonesia. Sebaliknya, kubu Hizbut Tahrir menolak penggunaan sistem demokrasi karena dianggap sesat (Muhtadi, 2008).
Karena kelahiran PKS tidak terlepas dari peran kubu Tarbiyah, maka ideologi yang dianutnya pun mirip. PKS berusaha untuk mentransformasikan ideologi dari gerakan dakwah menjadi sebuah gerakan politik (Muhtadi, 2008). PKS berusaha untuk menegakan syariat Islam secara evolusioner dan gradual.Â
Hal ini bisa dilihat dari PKS yang masih memperjuangkan nilai-nilai Islam fundamentalistik. Selain itu, sebagian kader PKS masih mendukung berdirinya khilafah atau, setidak-tidaknya, tegaknya syariat Islam di Indonesia (Rokhmad, 2014).
Rekrutmen dan Mobilisasi Kader Partai Keadilan Sejahtera
Salah satu metode yang digunakan oleh PKS untuk rekrutmen dan mobilisasi kader adalah melalui organisasi underbouw partai. Salah satu organisasi itu adalah Garuda Keadilan. Garuda Keadilan merupakan organisasi kepemudaan yang berada di bawah PKS. Anggota dari Garuda Keadilan terdiri dari pemuda tingkat SMA sampai tingkat mahasiswa (Ferdian, Kurniawan, Krisbiantoro, & Indrajat, 2020).
Proses rekrutmen Garuda Keadilan bersifat tertutup dan berjenjang. Rekrutmen Garuda Keadilan bersifat tertutup karena Garuda Keadilan hanya menerima calon anggota yang beragama Islam dan mempunyai nilai religius yang tinggi. Hal ini tidak terlepas dari ideologi yang dianut oleh PKS.Â
Selain itu, kaderisasi di organisasi Garuda Keadilan juga bersifat berjenjang. Jenjang kaderisasi ini merupakan manifestasi dari AD/ART PKS yang menerapkan tingkatan anggota. Akibatnya, setiap anggota Garuda Keadilan harus mengikuti berbagai tingkatan training yang ada (Ferdian, Kurniawan, Krisbiantoro, & Indrajat, 2020).
Selain melalui organisasi underbouw, metode lain yang digunakan oleh PKS adalah dengan memanfaatkan gerakan dakwah. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang historis pembentukan PKS yang berawal dari gerakan dakwah. Oleh karena itu, proses rekrutmen dan mobilisasinya masih berhubungan dengan organisasi KAMMI walaupun tidak ada hubungan formal diantara keduanya (Suseno, 2014).