Ancaman air limbah dan tinja ternyata tidak berhenti sampai disitu, fakta lain menunjukan bahwa masih banyak rumah tangga di kawasan perkotaan yang tidak mengelola air limbah rumah tangga mereka dengan baik, lebih parahnya mereka tanpa ragu membuang air sisa cucian, dapur, dan kamar mandi ke selokan.Â
Semua fakta ini tentunya bukan hal yang boleh dipelihara dan dibiarkan begitu saja. Bukan sekedar mencemari lingkungan terutama air tanah, kondisi sanitasi yang buruk terbukti mengancam kesehatan. Ironis sekali manusia semenjak dahulu kala manusia cenderung membuang limbah di aliran-aliran kali dan sungai-sungai di mana ia justru mendapatkan air untuk diminum.
 Sampai baru-baru ini hal tersebut bukanlah menjadi perawan, namun dengan adanya urbanisasi dan industrialisasi yang semakin pesat, maka permasalahan pencemaran terutama pencemaran air tanah telah mencapai tingkat yang amat menggelisahkan.
Gambaran yang sangat mencemaskan mengenai cara pembuangan dan sanitasi terutama di daerah perkotaan, bahwa mereka yang menyebabkan pencemaran terutama pencemaran air kadang kala merupakan orang lain yang menderita karenanya.Â
Kota-kota dan industri-industri membuang sampah mereka yang tidak dibenahi atau hanya dibenahi sebagian, bersama-sama dengan air bekas industri ke dalam aliran-aliran terdekat dan dengan demikian memindahkan limbah yang terdekat dan memindahkan limbah mereka dari kawasan sendiri.Â
Namun, dengan berbuat demikian mereka membuat pencemaran air kali dan sungai secara luar biasa hebatnya dan menelanjangi rakyat yang hidup di sekitar pematang-pematang aliran kali dan sungai terhadap permasalahan kesehatan yang gawat.Â
Di samping berkurangnya air yang mengaliri kota-kota, banyak rakyat yang berdiam di desa dan di daerah-daerah pertanian di sekitar kali dan sungai tersebut untuk memperoleh air minum mereka sendiri dan beserta hewan ternak mereka. Mereka rakyat yang bertempat tinggal di sekitar pematang kali dan sungai inilah yang secara khusus perlu mendapatkan perlindungan terhadap ancaman pencemaran air.
Di negara-negara yang kering atau setengah kering yang hanya memiliki sumber-sumber air terbatas dan tidak tersebar secara merata dan sungai-sungai yang memiliki kadar aliran air yang tidak menentu.Â
Permasalahannya semakin menjadi rumit, dalam keadaan demikian, dengan semakin berkurangnya aliran air di dalam sungai-sungai selama hampir sembilan bulan dalam setahun, maka sampah-sampah yang telah tercemar tidak dapat diencerkan secara memadai.Â
Maka dari itu, air sungai biasanya tidak dapat dimurnikan secara alamiah sepanjang musim kemarau, sungai-sungai yang besar dengan kuantitas aliran yang kian merosot jadi benar-benar berfungsi sebagai pengangkut sampah. Masalahnya semakin diperburuk lagi oleh adanya industrialisasi yang mendorong pendirian instalasi-instalasi pabrik di atas pematang sungai di mana air itu telah tersedia.
 Pembenah limbah dan sampah industri harus selalu dihubungkan dengan metode pembangunan yang asasi. Sebenernya, pembenahan dan pembangunan harus dianggap sebagai tingkat-tingkat yang berbeda-beda dari satu proses tunggal yang dikembangkan dengan tujuan untuk mencegah pencemaran air.Â