Mohon tunggu...
Naufal Aulandi
Naufal Aulandi Mohon Tunggu... Lainnya - masih menjadi mahasiswa

saya seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencemaran Air di Indonesia

21 Oktober 2022   21:00 Diperbarui: 21 Oktober 2022   21:10 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal itu harus benar-benar mendapatkan perhatian, dikarenakan masih mengalami tren positif sehingga pencegahan harus dilakukan sedini mungkin agar Indeks kualitas air (IKA) pada provinsi yang mencapai target tetap terjaga dikarenakan kalau sudah tercemar butuh banyak waktu untuk memulihkannya lagi.

Sumber pencemaran yang paling besar di negara kita adalah limbah rumah tangga, limbah dari industri dan limbah dari pertanian dan peternakan. 

Pencemaran itu berasal dari kira-kira 250 juta orang, sekitar 175.000ton sampah per hari dan rata-rata satu orang penduduk indonesia menyumbang sampah sebanyak 0,7 kg per hari dari sampah yang dihasilkan, banyak juga sampah yang terbuang ke perairan sehingga membuat kualitas air di Indonesia semakin menurun. 

Yang terkena dan menderita dari pencemaran itu juga berjuta-juta orang. masalah pencemaran oleh limbah rumah tangga haru diberi prioritas yang tinggi.

Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di negara kita semakin meningkat pula kegiatan ekonomi kita, masalah pencemaran oleh industri juga semakin meningkat. 

Kasus pencemaran oleh industri makin sering terjadi. Apabila kita tidak hati-hati pencemaran oleh industri juga akan menimbulkan masalah yang pelik. 

Karena itu sedini mungkin kita harus memberi perhatian terhadap jenis pencemaran ini. Namun perhatian itu haruslah sewajarnya saja dan harus dihindarkan untuk terjadinya kontroversi yang emosional. 

 Apabila kita pandai, limbah dapat kita ubah dari resiko lingkungan menjadi manfaat. Itulah tantangan yang harus dihadapkan kepada kita terlebih pada generasi muda yang dapat merubah bangsa ini karena dengan kesadaran kita sendiri hal itu bisa diwujudkan.

Data mencatat sekitar 19,73% atau sekitar 7 juta rumah tangga yang tinggal di kawasan perkotaaan tidak memiliki akses sanitasi layak dan masih melakukan praktek buang air besar sembarangan. 

Dan masyarakat perkotaan diketahui tidak pernah menyedot tangki septik mereka dalam waktu 10 tahun terakhir dan 52% tangki septik di perkotaan terdeteksi tidak aman dan sangat berpotensi mencemari lingkungan, terutama air tanah. 

Maka tidak heran bila air tanah di kawasan perkotaan dikabarkan berbau dan terindikasi mengandung bakteri berbahaya, seperti e-coli yang berpotensi menyebabkan beberapa penyakit, salah satunya diare.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun