Media yang menyebarkan klaim awal sering kali tidak memberikan klarifikasi yang sama besar atau menyeluruh, sehingga masyarakat tidak menyadari bahwa berita tersebut tidak terbukti.
4. Polarisasi Politik dan Ideologis
Dalam konflik seperti ini, propaganda menjadi alat untuk mempertahankan dukungan politik, terutama dari negara-negara Barat. Banyak yang tetap percaya karena mereka sudah terpolarisasi secara ideologis.
5. Efek Propaganda yang Sistematis
Narasi ini sering diperkuat oleh jaringan media, politisi, dan influencer yang memiliki kepentingan untuk mempertahankan persepsi buruk terhadap Hamas dan perjuangan Palestina.
Kesulitan melawan propaganda ini menunjukkan betapa kuatnya informasi yang didesain untuk memanipulasi emosi. Dalam situasi seperti ini, penting untuk memverifikasi informasi secara kritis dan mengandalkan sumber yang kredibel.
Klaim bahwa Hamas memperkosa wanita Israel dan memutilasi bayi pasca peristiwa 7 Oktober 2023 belum pernah dibuktikan dengan bukti akurat yang dapat diverifikasi.Â
Narasi ini banyak beredar dalam propaganda awal konflik dan sempat disampaikan oleh beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden. Namun, laporan dari media internasional dan organisasi yang menyelidiki konflik ini tidak menemukan bukti konkret yang mendukung tuduhan tersebut.
Perlu dicatat bahwa konflik Israel-Palestina adalah medan propaganda yang sangat intens, di mana informasi sering kali dipelintir untuk membentuk opini publik. Karena itu, klaim seperti ini harus selalu diverifikasi melalui bukti yang kredibel dan sumber yang netral. Hingga saat ini, tuduhan-tuduhan tersebut tetap dianggap tidak terbukti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI