Hal ini menunjukkan bahwa konflik ini memiliki dimensi politik, ideologis, dan kemanusiaan yang sangat kompleks.
Propaganda Barat setelah peristiwa 7 Oktober 2023 adalah bahwa Hamas melecehkan wanita-wanita Israel dan memutilasi bayi-bayi mereka. Propaganda ini bahkan termakan oleh Joe Biden kala itu.
Propaganda semacam itu sering kali digunakan untuk membentuk opini publik dalam konflik, terutama ketika tujuannya adalah untuk mendiskreditkan pihak lawan.Â
Narasi yang mengerikan seperti pemerkosaan atau mutilasi bayi bertujuan memunculkan respons emosional yang kuat, sehingga masyarakat mendukung tindakan keras terhadap Hamas tanpa mempertanyakan keakuratan informasi.
Meskipun klaim tersebut kemudian tidak terbukti, banyak pendukung Israel atau pihak yang telah mempercayai propaganda ini tetap sulit mengubah pandangan mereka.Â
Beberapa alasan mengapa narasi ini tetap dipercaya oleh mereka yang pro-Israel:
1. Kekuatan Awal Narasi
Ketika berita sensasional pertama kali disampaikan, dampaknya sangat besar. Meskipun koreksi atau klarifikasi datang kemudian, berita awal sering kali lebih diingat oleh publik.
2. Konfirmasi Bias
Orang yang sudah mendukung Israel cenderung menerima narasi negatif tentang Hamas tanpa memverifikasi fakta, karena itu sesuai dengan keyakinan mereka.
3. Minimnya Koreksi Media Utama