Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tony dan Cincin di Jari Manisku

6 Juli 2024   23:45 Diperbarui: 7 Juli 2024   00:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara kicauan burung dan sinar matahari pagi membangunkanku. Aku terjaga di antara reruntuhan bangunan tua. Aku sangat terkejut, aku ingat betul saat kemarin malam tertidur lelap di sebuah kastil indah bersama seorang pria tampan bernama Tony. Namun pagi itu ia tak ada lagi, begitu juga kastil indahnya. Berganti reruntuhan bangunan tua yang berserakan di sana sini, puing-puing bekas kastil kosong yang kotor dan mengerikan.

Aku tersentak. Melihat kian kemari, tak ada lagi beragam makanan lezat yang tadi malam dihidangkan padaku.Tak ada pelayan, tak ada Tony, tak ada siapa pun. Kupacu tubuhku segera berlari ke luar dari bangunan tua itu. Berlari cepat menuju mobilku yang masih terparkir tanpa kerusakan di luar sana.

Sesampai di dalam mobil, aku maish tercenung mengamati reruntuhan bangunan kastil di depan mataku Tak ada siapapun di situ, tak ada tanda kehidupan, suasana sunyi senyap, hanya bunyi kicauan burung di atas pepohonan di sekitar kastil. Secepat kilat kunyalakan mesin mobilku menjauhi tempat itu. Buku kudukku berdiri, mungkinkah aku berrcinta dengan arwah gentayangan tadi malam?

Aku terus memacu mobilku dengan kecepatan tinggi. Keinginanku hanya satu, menjauhi tempat itu, kembali ke hotel dan terbang kembali ke Indonesia. Tapi tiba-tiba mataku tertumbuk pada jemari tanganku yang sedang memutar kemudi mobil, cincin bermata berlian itu masih menenmpel di jari manisku!    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun