Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tony dan Cincin di Jari Manisku

6 Juli 2024   23:45 Diperbarui: 7 Juli 2024   00:06 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampai di depan bangunan itu tiba tiba hujan turun dengan lebatnya. Mendadak, sangat mendadak, disertai petir yang menyambar-nyambar. Aku cuma bengong dalam mobil, mematikan mesinnya perlahan. Dalam diam mengamati bangunan yang membuatku penasaran tadi.

Ternyata bangunan kastil. Mirip istana-istana kuno kerajaan inggris. Lampu temaram di atas menaranya. Sementara pintunya setinggi awan. Bangunan kastil yang sangat megah dan mewah, membuatku terpana dan terkagum-kagum. Tidak menduga akan ada istana megah di tengah kegelapan malam New Zealand.

*********

Hujan reda sesaat, aku manfaatkan momen itu untuk keluar dari mobil. Setelah menguncinya, aku bergegas berjalan ke arah kastil itu. Kurapatkan sweater dan syal di leherku, udara dingin sangat menusuk.

Sampai di depan pintu kastil, aku cuma bengong. Meski sekilas seperti bangunan tua, namun pintunya terlihat kokoh dan kuat. Suasana sepi, seperti tak ada tanda-tanda kehidupan, sunyi senyap. "Dok.. dok....dok!" Kuketokkan bulatan besi yang menempel di pintu untuk mengetuk. Tak ada sahutan apa pun.

Hingga tiga kali aku mengetuk, tak ada yang menjawab. Hingga aku yakin itu sebuah kastil kosong tak berpenghuni, aku berbalik kembali ke mobil. Namun belum sempat aku melangkah, tiba tiba pintu kastil terbuka. Cahaya lampu temaram terlihat dari dalam. Sesosok pria muncul dengan lilin dalam genggamannya.

Aku tersentak kaget. Terlintas cerita film-film horor di layar kaca. Tapi tampaknya kali ini berbeda. Sebab wajah yang diterangi cahaya lilin di depanku bukanlah wajah menyeramkan. Sesosok pria kulit putih dengan wajah tampan, berpenampilan seperti pangeran dari kerajaan barat, yang biasanya aku tonton di film-film Hollywood.

Pria itu tersenyum manis. Dengan ramah ia mempersilahkan aku masuk ke dalam. Ingatanku langsung melayang ke film-film horor yang pernah kutonton. .Pangeran tampan yang kemudian berubah menjadi drakula dengan gigi menyeringai, itu sangat mengerikan!

Lebih baik aku secepatnya pergi dari situ.Tapi tiba-tiba suara petir mengejutkanku. Semenjak kecil aku paling takut dengan suara petir. Sontak aku memeluk tubuh yang ada di depanku, tak peduli ia benar-benar pangeran atau drakula. Aku tak peduli lagi!

Tak kuduga, pria itu tertawa lirih melihat ketakutanku pada gemuruh petir, dan ia memelukku erat seakan ingin melindungiku. Aroma wangi tubuhnya menyadarkanku bahwa ia orang asing bagiku. Segera kulepaskan rengkuhannya, melangkah pergi meninggalkannya. Tapi tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya, seakan tercurah dari langit. Pria itu cepat menggamit tanganku, menariknya ke dalam kastil agar tak basah oleh hujan. 

*********

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun