Suara kicauan burung dan sinar matahari pagi membangunkanku. Aku terjaga di antara reruntuhan bangunan tua. Aku sangat terkejut, aku ingat betul saat kemarin malam tertidur lelap di sebuah kastil indah bersama seorang pria tampan bernama Tony. Namun pagi itu ia tak ada lagi, begitu juga kastil indahnya. Berganti reruntuhan bangunan tua yang berserakan di sana sini, puing-puing bekas kastil kosong yang kotor dan mengerikan.
Aku tersentak. Melihat kian kemari, tak ada lagi beragam makanan lezat yang tadi malam dihidangkan padaku.Tak ada pelayan, tak ada Tony, tak ada siapa pun. Kupacu tubuhku segera berlari ke luar dari bangunan tua itu. Berlari cepat menuju mobilku yang masih terparkir tanpa kerusakan di luar sana.
Sesampai di dalam mobil, aku maish tercenung mengamati reruntuhan bangunan kastil di depan mataku Tak ada siapapun di situ, tak ada tanda kehidupan, suasana sunyi senyap, hanya bunyi kicauan burung di atas pepohonan di sekitar kastil. Secepat kilat kunyalakan mesin mobilku menjauhi tempat itu. Buku kudukku berdiri, mungkinkah aku berrcinta dengan arwah gentayangan tadi malam?
Aku terus memacu mobilku dengan kecepatan tinggi. Keinginanku hanya satu, menjauhi tempat itu, kembali ke hotel dan terbang kembali ke Indonesia. Tapi tiba-tiba mataku tertumbuk pada jemari tanganku yang sedang memutar kemudi mobil, cincin bermata berlian itu masih menenmpel di jari manisku! Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI