Seandainya masih menaati norma agama, maka terbuka  alam kesadaran tentang pelanggaran norma ynag ditabrak, bahkan secara hati nurani pun pastilah menolaknya. Namun apabila norma agama telah terabaikan, rasa malu pun tak ada, hati nurani tumpul mendadak, bahkan norma hukum pun terabaikan. Sebab yang penting "tahu sama tahu" antara atasan dan karyawan. Sehingga kemungkinan praktek ini telah berjalan sekian waktu, namun baru-baru ini saja menjadi viral saat ada karyawati yang berani terang-terangan menolaknya.
Tanpa bertujuan membenarkan perilaku atasan yang tak elok, namun seandainya karyawan menolak ajakan staycation, maka hal tak tidak senonoh tak akan terjadi. Namun karena bak buah simalakama, karyawan ketakutan diputus kontraknya karena faktor ekonomi. Tuhan sebagai Sang Maha Pemberi rezeki dianggap angin lalu, sehingga tertawalah atasan yang lalim menikmati angkara murkanya. Membuang norma agama, mengabaikan norma kesopanan dan kesusilaan,menginjak-injak norma hukum, akibatnya putuslah urat malu karena dikuasai hawa nafsu.
Hawa nafsu selangkangan atasan berimbas pada ketakutan bawahan bila diputus kontrak. Takut rezekinya hilang, lupa bahwa Tuhanlah Sang pemberi rezeki, mengakibatkan staycation menjadi rahasia umum yang tidak bisa dicegah lagi.Â
Pencegahan dapat dilakukan ketika masih ada yang memiliki hati nurani, kesadaran baik buruk, ketaatan pada norma. Bila tidak? Maka yang terjadi adalah "tahu sama tahu."
Disini menunjukkan pentingnya sebuah negara memiliki perempuan-perempuan yang tangguh berpegang ketaatan norma norma. Bila tidak, maka generasi yang dilahirkan hanya akan menjadi perusak tatanan dan peradaban.
Ketika norma-norma telah terabaikan, pelanggaran terhadap norma dianggap biasa, maka tidak mengherankan ketika bocah-bocah perempuan dengan mudahnya menawarkan diri melalui prostitusi online, bahkan berani memasukkan lelaki hidung belang ke dalam kamar tidurnya. Apalagi alat-alat kontrasepsi pun sedemikian mudah didapatkan.Â
Bahkan yang lebih gila lagi, bukan hanya bocah-bocah perempuan atau PSK yang menjual diri dengan mudahnya. Terkadang wanita-wanita yang dalam ikatan perkawinan pun melakukan hal yang demikian. Anda pasti tak lupa peristiwa pembunuhan seorang wanita di Kalimantan beberapa waktu lalu, yang menurut suaminya, sang istri berpamitan membeli susu untuk anaknya. Tapi kemudian terungkap, ternyata sang istri Open BO, si hidung belang bersedia membelikan susu untuk anak si wanita, namun entah bagaimana kejadiannya hingga kemudian justru menggorok leher si wanita di rumah kosong hingga tewas.
Â
Kebebasan dan kemudahan memperoleh alat kontrasepsi, memicu freseks dimana-mana, bahkan perselingkuhan bukan hal baru lagi. Intinya apa? Seks Bebas!
Hingga kebebasan itu melahirkan kejenuhan serta kebosananan, lalu melahirkan beragam cara demi kepuasan sesaat. Seks dianggap wisata kuliner, sehingga lahir istilah three some, skeeweer, dan sebagainya. Padahal intinya hanya satu, freeseks alias perzinahan.