Sehingga apabila tercetus ide kebiri hewan liar, maka harus ada kesiapan dan pertanggungjawaban dari pihak yang mengadakan untuk menjamin kemanan dan kenyamanan si hewan dalam menjalani prosedur operasi hingga kembali pulih seperti sediakala. Sebab bila tidak makaj justru akan berakibat pembunuhan massal pada hewan liar.Â
Biasanya dalam sebuah tindakan steril organ reproduksi  yang berhasil, maka akan terlihat tingkah polah kucing yang lebih manis dan tidak agresif. Kucing lebih tenang layaknya kucing balita, tidak kencing sembarangan, dan memiliki banyak waktu untuk merawat diri sendiri.
Hal tersebut dapat terjadi, sebab jika telah mengalami masa pubertas kucing akan menandai daerah yang dianggap wilayahnya dengan aroma kencing yang mengganggu dan sulit dihilangkan. Bukan hanya kucing jantan, terkadang kucing betina juga melakukannya. Dengan melakukan steril organ reproduksi , maka hormonnya tidak lagi aktif, sehingga kucing tidak lagi mengalami kegelisahan untuk menandai daerahnya, tanpa perlu takut ada yang merebut daerah kekuasaannya.
Ketidakadilan penghasilan dokter hewan dengan dokter manusia
Profesi veteriner atau dokter hewan adalah sebuah jawaban untuk steril organ reproduksi bagi hewan , sebab kebiri bukan hal mengejutkan lagi bagi mereka. Apalagi ditambah keahlian yang berlipat bila dibanding dokter manusia. Bila operasi pada manusia, setiap dokter yang menangani operasi memiliki tugas yang berbeda dalam melakukan prosedural, seperti dokternkhusus operasi, khusus anestesi, dan sebagainya. Namun dalam profesi dokter hewan, pemberian anestesi dilakukan sendiri saat melakukan prosedur operasi, tentu saja berdasar takaran dosis yang sesuai aturan.Â
Itulah yang menjadi alasan mengapa profesi dokter hewan sebagai profesi yang mengagumkan, sebab mereka harus melakukan banyak hal dalam melakukan prosedur operasi. Memiliki ingatan kuat saat mengukur dosis anastesi secara tepat merupakan tanda profesi ini memiliki ingatan tajam yang mengagumkan, mngingat resiko yang bisa aterjadi senadainya salah takaran.
Berbeda dengan negara barat, profesi dokter hewan di Indonesia sering dipandang sebelah mata. Sehingga dalam hal pemberian tunjangan penghasilan, terkadang timpang dengan dokter manusia, yang tentu sangat melanggar prinsip keadilan dan kesetaraan, mengingat biaya yang dikeluarkan saat menempuh kuliah kedokteran yang tidak sedikit.
Banyak orang memandang sebelah mata terhadap profesi dokter hewan dengan alasan semu bahwa yang dihadapi hanya hewan, tak ada resiko besar yang dihadapi, berbeda dengan nyawa manusia, yang harus berhadapan dengan hukum bila menghilangkan nyawanya.
Padahal tak berbeda jauh dengan dokter manusia, dokter hewanpun juga menghadapi hal serupa, sebab hewan-hewan yang dibawa berobat adalah juga ada pemilinya, yang tentu saja juga akan mebgalami kedukaan mendalam jika ditinggalkan hewan piaraanya.
Dalam melakukan steril organ reproduksi terhadap hewan liar, dokter hewan melakukannya atas nama kemanusiaan, sehingga dapat dibayangkan betapa mulianya profesi yang satu ini. Jika pengobatan gratis yang dilakukan dokter manusia bisa berakhir dengan ucapan terimakasih dari manusia yang disembuhkanyya. Namun pada hewan liar tak akan ada ucapan terimakasih, maka bisa kita bayangkan betapa luar biasa dan ikhlasnya para dokter hewan dalam melakukan tugasnya.
Ketidakadilan dalam hal penghasilan antara dokter manusia dengan dokter hewan kabarnya hanya terjadi di Indonesia saja. Entah mengapa hal tersebut bisa terjadi, namun di sisi lain dapat dipahami mungkin karena masih banyaknya anggapan bahwa hewan belum meiliki posis penting untuk mendapatkan pelayanan medis. Sementara di negara-negara barat, tak jarang kita melihat mereka sangat peduli pada hewan, terutama hewan liar, sehingga mereka rela mengeluarkan koceknya dalam-dalam demi menolong hewan liar di jalanan.