Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pemilih

27 November 2024   10:24 Diperbarui: 27 November 2024   10:49 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Suasana Pilkada & Sumber: Dokumen Pribadi

"Uang sogok? Tidak! Kami tidak butuh uang haram!" Rukiya menghardik.

Namun, Mardin yang bingung, memperhatikan tumpukan uang itu. "Tapi Bu, susu anak kita... dia butuh gizi!" ungkapnya dengan wajah cemas.

Ibu Rena mencoba merayu lagi. "Bapak, kami pastikan calon kami membawa perubahan! Program pendidikan gratis, kesehatan gratis, makan gratis, subsidi untuk keluarga tidak mampu. Semua akan lebih baik!"

"Hmm, pendidikan... tapi, anak saya masih bayi ..." Mardin menggeleng, masih mengikuti arah kata Rukiya.

"Bu Rukiya, saya ngerti. Tapi lihat juga keperluan keluarga ini! Kami siap memberi Rp 200 ribu buat keperluan beli susu dede bayi!" Ibu Rena semakin menpinggiran kotak.

"Jangan percaya, Pak! Itu hanya trik!" Rukiya menegaskan.

Perdebatan yang seru pun terjadi. Mardin terus berusaha melawan isi hatinya, sementara Rukiya berpegang teguh pada prinsipnya. 

"Ibu Rena, kami benar-benar tidak mau menerima sogokan. Kami ada prinsip!" Rukiya berkeras.

Mendengar itu, Ibu Rena menghela napas sambil berpikir, "Kalau begini, sepertinya saya harus mundur." Akhirnya, Ibu Rena meninggalkan rumah itu dengan membawa sedikit frustrasi, tetapi Mardin mempunyai rencana baru

Setelah memastikan bahwa Rukiya tidak melihat, Mardin dengan langkah pelan mengikuti Ibu Rena. "Ibu Rena, tunggu!" setengah teriak.

Ibu Rena berbalik, tampak terkejut. "Bapak Mardin? Ada apa?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun