Mohon tunggu...
Falah Yu
Falah Yu Mohon Tunggu... Guru - ngajar

suka sama cerita horor.cerpen.puisi.cerbung.humor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bapak diserang Post Power Syndrome

19 Oktober 2024   21:43 Diperbarui: 20 Oktober 2024   21:30 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat-Rapatan  Bersama Bapak via Imagine AI by Falah Yu

Saya buka berkas pertama. "Baik, Pak. Di berkas pertama ini, ada rencana pengadaan alat-alat pertanian baru di Desa Bendo Ngaglik Kecamatan Bulukerto. Kita alokasikan anggaran sebesar 500 juta rupiah untuk mesin traktor dan alat-alat lain. Tanda tangan Bapak diperlukan di sini dan di sini."

Bapak mengambil pena. "Baik, saya tanda tangan dulu. Pastikan semuanya tercatat rapi, ya."

"Siap, Pak." jawab saya sambil bergaya seperti tentara memberi hormat. Setelah bapak selesai tanda tangan, saya membalik ke halaman berikutnya, "Ini untuk pembangunan irigasi di desa Conto kecamatan Bulukerto, Pak. Kita rencanakan pembangunan tahap pertama selesai dalam tiga bulan. Mohon tanda tangan Bapak di sini."

Bapak menandatangani dengan tekun, namun mulai tampak lelah. "Oke... ini, selanjutnya apa lagi, Pala?"

Saya membalik halaman. "Di sini ada laporan distribusi pupuk organik, Pak. Kita targetkan 200 petani penerima manfaat. Ini perlu tanda tangan Bapak di beberapa tempat."

Bapak terus menandatangani, dan saya melihat tangan beliau mulai gemetar sedikit. Wajahnya menunjukkan tanda-tanda kelelahan, tetapi ia tetap berusaha menyelesaikan semuanya.

Bapak menghela napas. "Banyak sekali, ya, Pala... saya tidak ingat ini sebanyak ini saat saya masih menjabat."

Saya tersenyum kecil. "Iya, Pak. Bapak dulu cepat sekali, sekarang juga masih cepat kok, cuma memang cukup banyak."

Bapak tertawa kecil. "Hahaha, ya, ya... mungkin saya sudah agak tua."

Saya melanjutkan. "Ini yang terakhir, Pak. Laporan anggaran proyek kemarin, tanda tangan Bapak di sini dan di halaman terakhir."

Bapak menandatangani sambil menghela napas panjang. Setelah beberapa tanda tangan, beliau menyandarkan tubuhnya ke kursi, tampak kelelahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun