Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sketsa Buku: Ibnu Sina; Sebuah Biografi

17 April 2020   21:59 Diperbarui: 17 April 2020   22:17 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman yaitu karangan prosa (karangan bebas tidak terikat oleh kaidah seperti puisi) yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Di tiga buku roman fiksi itu, Ibnu Sina memposisikan diri sebagai sufi, psikolog dan pendidik.

Di buku Risalah At-Thair ini Ibnu Sina menceritakan tentang jiwa manusia bagai burung yang ditangkap oleh pemburu. Kemudian si pemburu memasukkan burung itu ke dalam sangkar. Lama terkurung di dalam sangkar sebabkan si burung lupa pada kesadaran asal mulanya.

Kala beberapa teman si burung itu bertandang barulah muncul kembali kesadaran itu dan meminta teman-temannya untuk melepaskannya dari dalam sangkar. Teman-temannya memberitahukan bahwa sangatlah sulit untuk melepaskan diri dari sangkar jika tiada memiliki niat dan tekad yang sangat kuat. Pun banyak cobaan dan ujian dialami kala melepaskan diri.

Kitab Hayy bin Yaqzan

 Buku ini berkisah tentang Ibnu Sina bersama teman-temannya melakukan perjalanan jauh ke sebuah kota. Di perjalanan mereka bertemu dengan Hayy bin Yaqzan kemudian meminta Hayy untuk menemani mereka melakukan perjalanan jauh itu. Hayy bin Yaqzan berujar "Selama Anda tidak mampu meninggalkan teman-teman Anda maka akan mustahil melakukan perjalanan jauh ini."

Oleh Ibnu Sina tokoh Hayy bin Yaqzan adalah pengembara tua yang kuat dan gagah. Hayy bin Yaqzan perwujudan dari seseorang yang berjiwa rasional. Sedangkan teman-temannya sebagai gambaran panca indera.

 Kitab Qishatu Salman wa Absal bercerita tentang Absal -- adik dari Salman -- yang mau maju ke medan pertempuran untuk melawan hasrat jahat yang disebabkan oleh istri kakaknya itu. Kemudian Absal mengumpulkan pasukan tempur namun sayangnya Absal kehilangan pasukan karena tipu daya istri Salman.

 Karena kalah, Absal pun melarikan diri ke dalam hutan dengan ditolong seekor hewan rusa. Di hutan inilah Absal memulihkan diri. Setelah sembuh, Absal kembali menantang istri Salman  untuk berperang. Namun istri Salman yang mengetahui rencana Absal kemudian meracuni Absal dan berhasil. Absal mati dan hancur.

 Kematian sang adik ini diketahui oleh Salman -- kakak Absal -- sehingga hatinya teramat sedih. Bertapa jadi pelipur duka itu. Di dalam pertapaannya, Salman di datangi seseorang yang mengatakan bahwa istri Salman lah yang telah membunuh Absal. Mengetahui berita itu lalu Salman membunuh sang istri dan gerombolannya. Ibnu Sina memposisikan Salman sebagai ruh rasional dan Absal nalar teoritis. Sedangkan sang istri sebagai bentuk jasad, bentuk keduniawian dan pemuja nafsu.     

Penutup

Itulah satu tokoh Islam yang cemerlang yang hampir memiliki sebagian ilmu pengetahuan diantara sekian banyak tokoh yang ada di abad 7 sampai 12 Masehi. Abad ini dikenal dengan masa kebangkitan Islam dalam ilmu pengetahuan tapi sengsara dalam politik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun