Mohon tunggu...
Jamalludin Rahmat
Jamalludin Rahmat Mohon Tunggu... Penjahit - HA HU HUM

JuNu_Just Nulis_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sketsa Buku: Ibnu Sina; Sebuah Biografi

17 April 2020   21:59 Diperbarui: 17 April 2020   22:17 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi Sosio-Intelektual

Ayah Ibnu Sina berasal dari kota Balkh yang dulunya termasuk Negara Persia (Iran) tapi kini sudah masuk negara Afghanistan. Sedangkan sang ibu bernama Satarah, berasal dari Desa Afsyanah, Afghanistan.

Kota Balkh sebagai tempat ayah Ibnu Sina berasal oleh orang-orang Yunani dikenal sebagai Bakhtra. Kota ini dulunya pernah ditaklukan oleh Iskandar Agung, Raja Makedonia, murid Aristoteles. Masa ini disebut dengan hellenisme, sebuah masa dimana Iskandar Agung dengan para jenderal dan beribu-ribu bala tentara menaklukan daerah-daerah Asia Kecil dan Tengah.

Daerah-daerah yang ditaklukan kemudian diajarkan filsafat (ilmu pengetahuan) Yunani dan berkebudayaan seperti Yunani. Maka di dirikanlah sekolah-sekolah (lebih dikenal dengan nama akademi) yang mana guru, dan materi yang diberikan tentang filsafat Yunani kepada rakyat yang ditaklukan itu. Inilah yang disebut Hellenisme, peng-yunani-an kepada daerah yang ditaklukan supaya berilmu dan berkebudayaan seperti orang-orang Yunani. 

Di kota Balkh ini juga dipelajari filsafat Yunani sehingga kota ini menjadi pusat perdagangan dan metropolitan politik, kota intelektual dan keagamaan, serta pusat kehidupan agama dan para intelektual. Kota Balkh juga pernah jadi pusat peradaban Hellenisme dan oleh orang-orang Islam dalam hal ini semasa Dinasti Samaniah dan Gaznawiah ditaklukan. Agama Zoroaster, Buddhisme, Manu, Kristen-Nestorian, dan yang paling akhir agama Islam yang dianut oleh para penduduk.

Kondisi Sosio-Edukasi

Kota Bukhara tempat hijrah keluarga Ibnu Sina selanjutnya setelah sang ayah di pindahkan ke kota itu. Ayah Ibnu Sina menjadi pegawai tinggi pada masa Dinasti Samaniah (819-1005 M). Kota Bukhara di masa itu merupakan pusat komunikasi antara Timur dan Barat. Orang-orang yang pandai dari Cina juga mengajarkan ilmu di tempat ini. Selain itu, Bukhara menjadi pusat kebangkitan bangsa Turki, dan tempat lahirnya para sastrawan, seniman, filsuf dan cendikiawan.

Beberapa tokoh yang muncul yaitu Abu Syukur seorang pujangga puisi, Abul Muayyad dan Abul Hasan Shahid terkenal sebagai pemuisi. Dan ada juga Bukhari (perawi hadis), Al-Biruni (menguasai ilmu astronomi, matematikawan, fisikawan, ahli geografi, sejarawan, linguistik, etnologis, ahli farmasi, penyair, novelis dan filsuf), Firdausi (seniman) dan banyak yang lainnya.

Dalam kondisi pendidikan masyarakat (sosio-edukasi) yang dipenuhi oleh para ilmuan terkenal inilah Ibnu Sina besar. Dampak dari kondisi pendidikan masyarakat seperti itu menyebabkan Ibnu Sina memiliki kemampuan yang lebih di berbagai bidang keilmuan.

Usia 10 tahun Ibnu Sina telah hafal al-Qur'an 30 juz kemudian usia 17 tahun mampu menguasai ilmu filsafat dan ilmu-ilmu yang berkembang di masa itu. Dengan membaca sendiri buku-buku tentang ilmu kedokteran selama setahun, Ibnu Sina tampil sebagai dokter ternama dengan menyembuhkan penyakit Sultan Bukhara dari Dinasti Samaniah, Nuh bin Mansur ketika tiada seorang dokter pun yang mampu kecuali Ibnu Sina.  

Karya-karya Ibnu Sina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun