Berdasarkan kutipan tersebut, terlihat jelas adanya permasalahan berupa disorganisasi keluarga yang tidak harmonis karena kurangnya komunikasi antara Santo dengan Midah yang bekerja di luar dan menginap di rumah majikannya. Sementara santo dirumah menikmati hasil kerja jerih payahnya Minah dengan sewena-wena dan menikah dengan wanita lain.
Sementara Midah selama menikah dengannya tidak pernah diberi nafkah dan justru anaknya dijual oleh Santo karena tidak dapat menebus biaya rumah sakit. Hal tersebut membuat MIdah sangat terluka hatinya, sedih, kecewa, dan begitu hancur setelah kehilangan anak kandungnya, ia harus menerima kenyataan Suaminya menikah dengan wanita lain.
c. Penganguran
Pengangguran merupakan suatu kondisi di mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak sedang mencari pekerjaan atau tidak memiliki pekerjaan. Pengarang film “Untuk Angeline” juga menggambarkan permasalahan mengenai pengangguran yang terjadi di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dari kutipan dialog dan adegan gambar sebagai berikut.
Istri Baru Santo: “Kata Mbok warung depan bentuk perutku menandakan kalo anak kita perempuan, Mas. Aku berdoa anak kita perempuan ya, Mas.Mas juga mau kan punya anak perempuan?”
Santo: “Huh” (menghela nafas)
Istri Baru: “Kamu kenapa, Mas?”
Santo: “Samida mau pulang”
Istri Baru: “Pulang ke Banyuwangi?”
Santo: “Bukan, ke Bali”
Istri Baru: “Terus tinggal di rumah kita?”