Mohon tunggu...
Fajriah Nur Kholifah
Fajriah Nur Kholifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi Masalah-masalah Sosial dalam Film "Untuk Angeline" Karya Sutradara Jito Banyu

7 Januari 2022   02:37 Diperbarui: 7 Januari 2022   02:48 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Midah: “Kamu lebih sayang sepeda motor disbanding anakmu sendiri”

Berdasarkan bukti kutipan dialog tersebut terlihat bahwa terdapat permasalahan kemiskinan yang digambarkan dalam film ini yakni kemiskinan yang dialami oleh Santo dan istrinya Midah. 

Mereka tidak mampu menebus biaya kelahiran anaknya di rumah sakit, hingga Minah mengingginkan agar suaminya menjual satu-satunya sepeda motor miliknya, tapi hal itu tidak disetujui oleh suaminya, justru suaminya mencari cara lain untuk dapat menebus biaya rumah sakit tersebut. 

Cara yang dilakukan Santo untuk menebus biaya rumah sakit tersebut sangatlah mengejutkan yakni dengan memberikan anaknya kepada orang lain atau anaknya akan diadopsi oleh orang lain sehingga biaya rumah sakitnya dapat ditebus. 

Kemiskinan yang dialami oleh Midah dan Suaminya membuat Midah sangat menderita, ia harus merelakan anaknya meskipun dengan penuh keterpaksaan, anaknya terpaksa diadopsi oleh orang lain dan ia akan dapat bertemu ketika usia anaknya sudah 18 tahun. Selain anaknya harus diadopsi oleh orang lain, akibat dari kemiskinan tersebut juga membuat Midah harus bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga demi mencukupi kebutuhan dirinya dan suaminya.

b. Disorganisasi Keluarga

Disorganisasi keluarga dapat diarikan sebagai tidak berjalannya peran atau fungsi keluarga sehingga dapat memberikan pengaruh kepada kehidupan masyarakat. 

Menurut Goode, disorganisasi keluarga adalah pecahnya suatu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota gagal menjalankan kewajiban peran mereka secukupnya, (Goode, 1991: 184). 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disorganisi keluarga merupakan keadaan dimana terjadi permasalahan dalam sebuah keluarga yang dapat terjadi karena anggota keluarga tidak lengkap, perceraian, kurangnya komunikasi antara anggota keluarga, ataupun krisis. Masalah sosial berupa disorganisasi keluarga tergambarkan dalam film “Untuk Angeline”. 

Dalam film ini disorganisasi keluarga terjadi karena pemimpin keluarga yakni Santo tidak dapat melakukan peran yang sempurna sebagai seorang pemimpin keluarga. Sikap tidak bertanggung jawab Santo membuat Midah membanting tulang mencari nafkah yang seharusnya dilakukan oleh Santo.  Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kutipan dialog dan gambar adegan sebagai berikut.

Majikan: “Midah kamu tuh sudah saya anggap seperti keluarga saya sendiri, saya ingin kamu jaga Dinda seperti anak kamu sendiri”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun