Kutipan dialog dan gambar di atas menggambarkan aspek id dalam diri tokoh ayah. Tokoh ayah berusaha memenuhi dan mengikuti keinginan jiwanya pada saat menjadi seorang figuran dengan melawan para warga saat dirinya merasa terancam padahal dalam skenario yang sudah dibuat oleh sutradara seharunya dia bukan melawan tetapi lari. Hal tersebut dilakukan oleh ayah karena dorongan dalam hatinya yang membuat dirinya melakukan apa yang dia inginkan tanpa mengikuti ketentuan yang sudah ada.
Aspek id dalam diri tokoh ayah juga terlihat pada saat ayah mempertanyakan jadwal syuting kepada salah satu kru. Dia akan menjadi figuran apapun asalkan bisa membelikan hp untuk Gina. Berikut kutipan dialog dan gambar adegan yang menunjukkan aspek id dalam diri tokoh ayah.
Ayah: "Jam berapa ini syutingnya?
Kru: "Emm... ehe... ada perkembangan baru nih abang, tapi tidak enak"
Ayah: "Enak tidak enak harus kuterima yang penting terbeli hp Gina"
Kru: "Begini abang, e... adegan yang abang mainkan the dihilangkan sama sutradara, jadi abang tidak ada syuting hari ini"
Kutipan dan adegan tersebut menggambarkan aspek id dalam diri tokoh ayah. Ayah berusaha mempertahankan id-nya yang ingin menjadi figuran apapun demi membelikan hp untuk Gina dan menjadi figuran adalah hal yang dia sukai. Namun, ternyata keinginan ayah menunggu jadwal syuting menjadi figuran tersebut ternyata tidak jadi dilakukan karena adegan yang akan diperankan oleh ayah dihilangkan. Hal tersebut membuat jiwa ayah merasa kesal karena tidak jadi syuting.
b. Aspek Ego
Aspek ego dalam diri tokoh ayah pada film 'Sejuta Sayang Untuknya' terlihat ketika sang ayah mencoba menerima segala sekenario yang sudah ditulis oleh sutradara agar ia tetap dapat bekerja sebagai figuran. Hal tersebut dapat terlihat dalam kutipan dialog dan gambar adegan berikut.
Ayah: "Ini belajar dari mana penulis skenarionya ini?"
Sutradara: "Ini aku sutradaranya semua aku yang atur oke"