CRAT!Â
Sang monster langsung ambruk dengan belati menancap. Thief kaget bukan kepalang. Kejadiannya cuma nol koma nol sekian detik. Begitu menoleh, Thief mendapati Zydic tengah berdiri memunggungi. Bahunya naik turun lelah tanpa henti. Mata Thief berlinangan air kemudian berlari menangkap tubuh laki-laki yang ambruk.Â
"UHUK! UHUK!"Â
Zydic terbatuk keras sembari mengeluarkan percik-percik darah.
Dia bersuara.Â
Barusan Zydic berteriak lantang. Keras. Sekuat tenaga. Kini wabah terkutuk itu pasti sedang bergerombol mengoyak paru-parunya.Â
Thief memangku kepala Zydic tepat di paha. Ia menepuk-nepuk pipi Si Pemuda. Pria yang kulitnya mulai memucat itu menahan tangan Thief saat hendak berlari untuk meraih obat. Dalam suara parau yang terdengar perih, Zydic tersenyum. Tubuhnya lunglai dan dingin.Â
"Kalau gua tau si Diamond itu bakal mutusin lu, gua engga akan nembak Blossom."Â
Satu dua tetes air mata Thief jatuh di pipi Zydic. Thief menggelengkan kepala kuat-kuat. Meminta Zydic jangan bicara lagi atau parasit iblis itu akan tambah mengiris jaringan-jaringan organ pernafasannya. Tapi Zydic malah nyengir penuh nyeri.
"Thief... Ini sakit banget by the way."
Kalimat Zydic diakhiri dengan geraman keras. Sungai merah pekat keluar dari hidung dan mulut. Silent Lily Merah jatuh ke permukaan tanah yang keras. Tertanda pemiliknya telah tewas.Â