Dua puluh menit kemudian, baik Zydic maupun Thief sudah berdiri di halaman belakang. Bersama senjata dan berbagai tipe monsu serta item-item penunjang. Berawal dari auman buas yang semakin dekat. Suara seraknya menerbangkan lusinan burung dari puncak vegetasi nan rapat. Disusul dengan getaran tanah yang semakin lama semakin tidak terkendali.Â
Mereka setinggi tiga meter selebar orang utan. Bulunya merah, bermoncong babi berkuping keledai. Kuku-kuku jarinya panjang seperti parang. Zydic adalah calon Darkmaster jadi ia diam di belakang sebagai support dan pemberi opening attack. Thief yang mempersiapkan diri sebagai seorang Rogue akan mengambil peran Last Hit.Â
Semua monsu dikeluarkan. Healing dan defense disiagakan.Â
Zydic dan Thief belum level maksimal tapi sudah cukup kenyang dengan arena baku hantam. Ditambah tipe monster yang mereka hadapi kali ini kebetulan bukan yang terlalu susah. Banyak, tapi tidak gesit dan tidak kuat.Â
"RRROOOAAAARRR!"
Dimulai.Â
Strategi demi strategi dilancarkan. Serangan demi serangan digempurkan. Menyerang-bertahan-kena serangan-penyembuhan semuanya sesuai rencana. Silent Lily menggores tinta demi tinta.Â
'Thief! Arah jam tiga!'Â
'Back up sisi kanan saya!'Â
'Yang cokelat cepet geraknya, awas!'
'Kill dua yang kecil di kiri!'