Â
Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Digital Storytelling
Pendahuluan
Pendidikan sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia memiliki peran krusial dalam menghasilkan individu yang berkualitas dan siap menghadapi tuntutan zaman. Dalam konteks tersebut, motivasi belajar menjadi faktor kunci yang memengaruhi kesuksesan pembelajaran peserta didik. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan motivasi belajar mereka.
Motivasi belajar peserta didik seringkali menjadi perhatian utama dalam konteks pendidikan. Tantangan dalam meningkatkan motivasi belajar menjadi semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman dan beragamnya gaya belajar peserta didik. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang cerdas dan adaptif, salah satunya melalui pemanfaatan teknologi digital.
Di era digital saat ini, penggunaan teknologi menjadi semakin marak dalam berbagai aspek kehidupan kita, termasuk pendidikan. Salah satu pendekatan inovatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah melalui penggunaan digital storytelling. Mendongeng digital adalah alat yang ampuh yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, serta untuk menumbuhkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis mereka. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep "Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Melalui Digital Storytelling" dan memberikan tanggapan akademis yang komprehensif terhadap topik ini.
Pembahasan
Digital storytelling adalah teknik yang melibatkan penggunaan media digital, seperti gambar, audio, dan video, untuk menyampaikan cerita atau pesan Setiyadi & Syahrial (2022). Ini memberi siswa platform untuk mengekspresikan ide dan pengalaman mereka secara kreatif dan interaktif. Dengan mengintegrasikan penceritaan digital ke dalam lingkungan pendidikan, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan menarik yang memenuhi beragam gaya belajar dan preferensi siswa. Pendekatan ini memiliki potensi untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran Smeda (2014).
      Memahami Motivasi dalam Belajar
Sebelum menggali potensi digital storytelling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, penting untuk memahami konsep motivasi dalam konteks pendidikan. Motivasi memainkan peran penting dalam menentukan kesediaan siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar , bertahan dalam menghadapi tantangan, dan mencapai keberhasilan akademik Ii & Belajar (2010).Â
Motivasi intrinsik, yang berasal dari keinginan dan minat internal individu, sangat penting dalam menumbuhkan komitmen yang mendalam dan abadi untuk belajar. Di sisi lain, motivasi ekstrinsik, yang muncul dari faktor eksternal seperti penghargaan atau hukuman, dapat menghasilkan kepatuhan sementara tetapi kurang efektif dalam mempertahankan keterlibatan jangka panjang dan antusiasme untuk belajar Ii & Belajar, (2010).
      Peran Digital Storytelling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut, Wulandari (2020) mendongeng digital menawarkan kesempatan unik untuk memanfaatkan motivasi intrinsik siswa dengan memungkinkan mereka mengeksplorasi kreativitas mereka, mengekspresikan pikiran dan emosi mereka, dan terlibat dalam pengalaman belajar kolaboratif. Melalui proses pembuatan cerita digital, siswa dapat menjadi peserta aktif dalam membangun pengetahuan dan makna mereka sendiri, yang secara inheren memotivasi. Sifat multimodal dari penceritaan digital, yang menggabungkan elemen visual, pendengaran, dan tekstual, dapat memenuhi beragam preferensi pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan dipersonalisasi bagi siswa (Besty Fortinasari, 2022).
Selain itu, mendongeng digital dapat berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk mempromosikan pembelajaran sosial dan emosional. Dengan berbagi cerita siswa dengan teman sebaya dan menerima umpan balik, siswa dapat mengembangkan empati, keterampilan komunikasi, dan rasa memiliki dalam komunitas kelas. Rasa koneksi dan kepemilikan ini dapat secara signifikan berkontribusi pada motivasi keseluruhan siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar dan berkontribusi pada lingkungan belajar yang positif (Wulandari, 2020).
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa digital storytelling dapat secara efektif meningkatkan motivasi belajar di kalangan siswa. Misalnya sebuah studi komprehensif, (Smeda et al., 2014) menemukan bahwa mendongeng digital meningkatkan motivasi peserta didik dan membantu dalam membangun lingkungan belajar konstruktivis. Studi lain, (Kasami, 2021) menunjukkan bahwa siswa menganggap mendongeng digital sebagai tugas yang efektif, melaporkan kesan yang baik dan efek positif pada pembelajaran bahasa dan peningkatan motivasi mereka.
Selain itu dalam penelitian (Wulandari, 2020) penggunaan mendongeng digital telah dikaitkan dengan peningkatan motivasi dan keterlibatan siswa, karena memungkinkan ekspresi diri, produksi kreatif, dan berbagi cerita dengan audiens yang besar. Berdasarkan penelitian (Aderibigbe, 2018), penggunaan mendongeng digital telah dikaitkan dengan peningkatan motivasi dan keterlibatan siswa, karena memungkinkan ekspresi diri, produksi kreatif, dan berbagi cerita dengan audiens yang besar. Temuan ini secara kolektif menunjukkan bahwa mendongeng digital dapat menjadi alat yang berharga untuk meningkatkan motivasi siswa dalam berbagai pengaturan pendidikan.
      Menerapkan Digital Storytelling di Lingkungan Pendidikan
Menurut Wulandari (2020), Â Agar dapat memanfaatkan penceritaan digital secara efektif sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pendidik perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses implementasi. Pertama, penting untuk memberi siswa akses ke alat dan sumber daya digital yang diperlukan, seperti kamera digital, perangkat perekam audio, dan perangkat lunak multimedia. Selain itu, pendidik harus membimbing siswa melalui proses pembuatan cerita, mulai dari brainstorming dan perencanaan hingga produksi dan berbagi cerita digital mereka. Ini mungkin melibatkan pemberian instruksi tentang teknik bercerita, literasi media digital, dan pertimbangan etis terkait dengan pembuatan konten digital.
Selain itu dalam penelitian (Ii & Belajar, 2010), pendidik dapat mengintegrasikan penceritaan digital ke dalam kurikulum di berbagai bidang studi, memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan mewakili pembelajaran mereka dalam konteks yang beragam. Misalnya, di kelas seni bahasa, siswa dapat membuat narasi digital berdasarkan karya sastra atau pengalaman pribadi, sedangkan di kelas sains, mereka dapat mengembangkan presentasi digital untuk menjelaskan konsep ilmiah atau melakukan eksperimen virtual. Dengan menyelaraskan kegiatan bercerita digital dengan konten akademik dan tujuan pembelajaran, pendidik dapat meningkatkan relevansi dan kebermaknaan pengalaman belajar bagi siswa.
      Menilai Dampak Digital Storytelling terhadap Motivasi Belajar
Menurut Krisnawati & Julianingsih (2019), Untuk mengevaluasi efektivitas digital storytelling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, pendidik dapat menggunakan berbagai strategi penilaian. Ini mungkin termasuk metode kualitatif seperti jurnal reflektif, wawancara, dan pengamatan untuk menangkap pengalaman dan persepsi siswa tentang proses mendongeng digital. Selain itu, pendidik dapat menilai kualitas cerita digital siswa berdasarkan kriteria seperti struktur bercerita, kreativitas, dan integrasi elemen multimedia.
Selain itu Wulandari (2020), pendidik dapat mengumpulkan data kuantitatif tentang tingkat keterlibatan dan motivasi siswa sebelum dan sesudah terlibat dalam kegiatan mendongeng digital. Ini mungkin melibatkan penggunaan langkah-langkah laporan diri, survei, atau indikator perilaku untuk melacak perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran, rasa kompetensi dan otonomi mereka, dan tingkat minat dan kesenangan mereka dalam tugas-tugas akademik. Dengan melakukan triangulasi data kualitatif dan kuantitatif, pendidik dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang dampak digital storytelling terhadap motivasi belajar siswa.
      Mengatasi Tantangan dan Pertimbangan
Menurut Krisnawati & Julianingsih (2019), mendongeng digital memiliki potensi besar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, ada juga tantangan dan pertimbangan yang perlu ditangani oleh pendidik. Misalnya, tidak semua siswa mungkin memiliki akses yang sama ke perangkat digital dan konektivitas internet, yang dapat menciptakan kesenjangan dalam kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan mendongeng digital. Pendidik harus berusaha untuk menyediakan akses yang adil ke teknologi dan mendukung siswa yang mungkin memerlukan bantuan tambahan dalam menavigasi alat digital.
Selain itu berdasarkan Silalah (2022), pendidik perlu memperhatikan pertimbangan etis terkait dengan penceritaan digital, seperti masalah hak cipta, kewarganegaraan digital, dan keamanan online. Penting untuk mendidik siswa tentang praktik digital yang bertanggung jawab dan memastikan bahwa aktivitas mendongeng digital mereka mematuhi pedoman etika dan menghormati hak orang lain. Â
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan, "Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Peserta didik Melalui Digital Storytelling" menyajikan pendekatan yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam pengaturan pendidikan. Dengan memanfaatkan kekuatan media digital dan bercerita, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar dinamis yang menumbuhkan kreativitas, pemikiran kritis, dan ekspresi emosional. Melalui integrasi penceritaan digital ke dalam kurikulum, pendidik dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang menghargai suara, pengalaman, dan beragam cara mengetahui siswa. Ketika kami terus mengeksplorasi pendekatan pedagogis yang inovatif, penceritaan digital menonjol sebagai jalan yang menjanjikan untuk memelihara motivasi intrinsik siswa dan mempromosikan pengalaman belajar yang bermakna.
Daftar Pustaka
Aderibigbe. (2018). No Title. Energies, 6(1), 1--8. http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/1120700020921110%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.reuma.2018.06.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.arth.2018.03.044%0Ahttps://reader.elsevier.com/reader/sd/pii/S1063458420300078?token=C039B8B13922A2079230DC9AF11A333E295FCD8
Besty Fortinasari, P., Wahyu Anggraeni, C., & Malasari, S. (2022). Digital Storytelling Sebagai Media Pembelajaran Yang Kreatif Dan Inovatif Di Era New Normal. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 24--32. http://dx.doi.org/10.36257/apts.vxixpp24-32
Ii, B. A. B., & Belajar, M. (2010). Upaya Meningkatkan Motivasi ..., Wildan Abdi Nugroho, FKIP UMP, 2017. 8--29.
Kasami, N. (2021). Can digital storytelling enhance learning motivation for EFL students with low proficiency and confidence in English? The EuroCALL Review, 29(1), 68. https://doi.org/10.4995/eurocall.2021.12754
Krisnawati, E., & Julianingsih, D. (2019). Efektifitas penggunaan video digital storytelling pada materi trigonometri di kelas X untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Pengajaran Matematika, 5(2), 55--62.
Setiyadi, R., & Syahrial, T. (2022). Abdimas Siliwangi. Abdimas Siliwangi, 03(01), 363--370.
Silalahi, D. E., Silalahi, D. E., Munthe, E. A. H. B., Wahyuni, M. M. S. S., Jamaludin, R. M., Laela, N. A., & Safii, D. M. M. S. A. R. H. M. (2022). Literasi Digital Dalam Lingkugan Sekolah (Teori, Praktek, dan Penerapannya). In Padang.
Smeda, N., Dakich, E., & Sharda, N. (2014). The effectiveness of digital storytelling in the classrooms: a comprehensive study. Smart Learning Environments, 1(1), 1--21. https://doi.org/10.1186/s40561-014-0006-3
Wulandari, A., Harjono, H. S., & Budiyono, H. (2020). Pengaruh Media Digital Storytelling terhadap Hasil Belajar Mahasiswa S-1 PBSI Universitas Jambi. DIKBASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2(2), 15--29. https://doi.org/10.22437/dikbastra.v2i2.9734
Â