Peran Digital Storytelling dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Menurut, Wulandari (2020) mendongeng digital menawarkan kesempatan unik untuk memanfaatkan motivasi intrinsik siswa dengan memungkinkan mereka mengeksplorasi kreativitas mereka, mengekspresikan pikiran dan emosi mereka, dan terlibat dalam pengalaman belajar kolaboratif. Melalui proses pembuatan cerita digital, siswa dapat menjadi peserta aktif dalam membangun pengetahuan dan makna mereka sendiri, yang secara inheren memotivasi. Sifat multimodal dari penceritaan digital, yang menggabungkan elemen visual, pendengaran, dan tekstual, dapat memenuhi beragam preferensi pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan dipersonalisasi bagi siswa (Besty Fortinasari, 2022).
Selain itu, mendongeng digital dapat berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk mempromosikan pembelajaran sosial dan emosional. Dengan berbagi cerita siswa dengan teman sebaya dan menerima umpan balik, siswa dapat mengembangkan empati, keterampilan komunikasi, dan rasa memiliki dalam komunitas kelas. Rasa koneksi dan kepemilikan ini dapat secara signifikan berkontribusi pada motivasi keseluruhan siswa untuk terlibat dalam kegiatan belajar dan berkontribusi pada lingkungan belajar yang positif (Wulandari, 2020).
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa digital storytelling dapat secara efektif meningkatkan motivasi belajar di kalangan siswa. Misalnya sebuah studi komprehensif, (Smeda et al., 2014) menemukan bahwa mendongeng digital meningkatkan motivasi peserta didik dan membantu dalam membangun lingkungan belajar konstruktivis. Studi lain, (Kasami, 2021) menunjukkan bahwa siswa menganggap mendongeng digital sebagai tugas yang efektif, melaporkan kesan yang baik dan efek positif pada pembelajaran bahasa dan peningkatan motivasi mereka.
Selain itu dalam penelitian (Wulandari, 2020) penggunaan mendongeng digital telah dikaitkan dengan peningkatan motivasi dan keterlibatan siswa, karena memungkinkan ekspresi diri, produksi kreatif, dan berbagi cerita dengan audiens yang besar. Berdasarkan penelitian (Aderibigbe, 2018), penggunaan mendongeng digital telah dikaitkan dengan peningkatan motivasi dan keterlibatan siswa, karena memungkinkan ekspresi diri, produksi kreatif, dan berbagi cerita dengan audiens yang besar. Temuan ini secara kolektif menunjukkan bahwa mendongeng digital dapat menjadi alat yang berharga untuk meningkatkan motivasi siswa dalam berbagai pengaturan pendidikan.
      Menerapkan Digital Storytelling di Lingkungan Pendidikan
Menurut Wulandari (2020), Â Agar dapat memanfaatkan penceritaan digital secara efektif sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pendidik perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam proses implementasi. Pertama, penting untuk memberi siswa akses ke alat dan sumber daya digital yang diperlukan, seperti kamera digital, perangkat perekam audio, dan perangkat lunak multimedia. Selain itu, pendidik harus membimbing siswa melalui proses pembuatan cerita, mulai dari brainstorming dan perencanaan hingga produksi dan berbagi cerita digital mereka. Ini mungkin melibatkan pemberian instruksi tentang teknik bercerita, literasi media digital, dan pertimbangan etis terkait dengan pembuatan konten digital.
Selain itu dalam penelitian (Ii & Belajar, 2010), pendidik dapat mengintegrasikan penceritaan digital ke dalam kurikulum di berbagai bidang studi, memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan mewakili pembelajaran mereka dalam konteks yang beragam. Misalnya, di kelas seni bahasa, siswa dapat membuat narasi digital berdasarkan karya sastra atau pengalaman pribadi, sedangkan di kelas sains, mereka dapat mengembangkan presentasi digital untuk menjelaskan konsep ilmiah atau melakukan eksperimen virtual. Dengan menyelaraskan kegiatan bercerita digital dengan konten akademik dan tujuan pembelajaran, pendidik dapat meningkatkan relevansi dan kebermaknaan pengalaman belajar bagi siswa.
      Menilai Dampak Digital Storytelling terhadap Motivasi Belajar
Menurut Krisnawati & Julianingsih (2019), Untuk mengevaluasi efektivitas digital storytelling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, pendidik dapat menggunakan berbagai strategi penilaian. Ini mungkin termasuk metode kualitatif seperti jurnal reflektif, wawancara, dan pengamatan untuk menangkap pengalaman dan persepsi siswa tentang proses mendongeng digital. Selain itu, pendidik dapat menilai kualitas cerita digital siswa berdasarkan kriteria seperti struktur bercerita, kreativitas, dan integrasi elemen multimedia.
Selain itu Wulandari (2020), pendidik dapat mengumpulkan data kuantitatif tentang tingkat keterlibatan dan motivasi siswa sebelum dan sesudah terlibat dalam kegiatan mendongeng digital. Ini mungkin melibatkan penggunaan langkah-langkah laporan diri, survei, atau indikator perilaku untuk melacak perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran, rasa kompetensi dan otonomi mereka, dan tingkat minat dan kesenangan mereka dalam tugas-tugas akademik. Dengan melakukan triangulasi data kualitatif dan kuantitatif, pendidik dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang dampak digital storytelling terhadap motivasi belajar siswa.