Â
- PENDAHULUAN
- Latar BelakangÂ
- Covid-19 mulai muncul di Wuhan-Cina pada pasca hari raya Imlek akhir 2019 yang merupakan salah satu peristiwa migrasi terbesar manusia antar negara, dan laporan resmi Cina terkait virus corona (Covid-19) ke PBB baru masuk pada 31 Desember 2019.
- Di Indonesia sendiri, virus corona baru masuk sekitar bulan Maret 2020 setelah adanya laporan pertama pasien positif sebanyak 2 (dua) orang dari Depok, Provinsi Jawa Barat.[1] Setelah itu virus mematikan tersebut menjalar ke hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia secara tidak terkendali akibat sikap Pemerintah yang terkesan meremehkan virus jenis baru ini.
Â
Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya sebagai salah satu daerah tingkat II yang terbesar di Provinsi Jawa Timur tak elak dalam sekejap menjadi zona merah penyebaran covid, sehingga berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Provinsi Jawa Timur, mucullah Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 31 Tahun 2020 yang diperbaharui menjadi Nomor 32 Tahun 2020 terkait Instuksi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Kabupaten Sidoarjo. .Dimana marathon regulasi-regulasi tersebut terbit tidak kurang dalam masa kurang dari 2 (dua) pekan di bulan April 2020, yang menunjukkan ketidaksiapan dan keterkejutan negara dalam menanggulangi penyebaran covid-19.
Â
Hal ini tentu sangat berdampak juga terhadap ketahanan UMKM yang berada di daerah Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan pantauan dari Bank Indonesia bahwasannya terjadi pengaruh yang cukup signifikan terhadap usaha kerajinan dan pendukung pariwisata sebesar angka 89,9 %.[2]
Â
- KKNT-KK UMAHA Dan UMKM Griya Kreatif Sekawan Sidoarjo
- Â
- Dalam memenuhi tugas di semester Akhir Gasal tahun ini yang berupa pelaksanaan KKNT-KK (Kuliah Kerja Nyata Tematik-Keluarga dan Kampus) Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sidoarjo, yang bernama Kelompok KKNT-KK KH. Agus Salim mencoba untuk membangun kemitraan yang bersifat simbiosis mutualisme, yang digagas oleh LPPM (Lembaga Pengabdian dan Pengabdian Masyarakat) UMAHA .[3]
- Â
- Kegiatan ini merupakan agenda spesial di masa pandemi Covid-19 yang berbeda dengan agenda KKN pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan mungkin berbeda juga dengan tahun-tahun berikutnya, karena tidak ada desa atau instansi rekanan KKN. Hal ini disengaja untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi pada saat sekarang, ujar Rektor UMAHA Bapak Dr. H. Ahmad Fathoni Rodli, M.Pd.[4]
- Â
- UMKM Griya Kreatif Sekawan sendiri merupakan usaha mikro kecil yang bergerak di bidang kerajinan furnitur, yang terletak di bangunan sewa di Desa Tanjungsari, Taman Sidoarjo. UMKM tersebut digerakkan oleh 4 (empat) pemuda kreatif, dimana 2 (dua) diantaranya adalah mahasiswa UMAHA pada Program Studi DKV (Desain Komunikasi Visual).[5]
- Â
- Dengan klasifikasi pengerjaan dari bahan kayu, bisa sesuai permintaan pemesan (customisasi) dan juga menjual barang kerajinan jadi yang bisa langsung dibeli di workshop. Sedangkan untuk format pemesanan adalah bebas sesuai keinginan dari si pemesan, baik secara ukuran,model dan desain.
- Â
- Rumusan Masalah
- Â
- UMKM Griya Kreatif Sekawan  yang belum berbadan usaha, mengontrak dan mengalami penurunan omzet penjualan akibat pandemi Covid-19.
- Â
- Belum adanya Alat Cuci Tangan Sensor di lingkungan UMAHA sebagai bentuk dukungan terhadap upaya menegakkan protokol kesehatan bagi Dosen, Staf dan Mahasiswa terkait intensitas penggunaan air untuk cuci tangan.
- Â
- METODE PENGABDIAN
Â
Jenis Pengabdian
Â
Peneliti memakai Pendekatan secara metode deskriptif kualitatif, dengan mengumpulkan dan mendeskripsikan seluruh dampak yang terjadi akibat covid-19 dan efeknya terhadap bisnis UMKM dan Universitas yang ada di Sidoarjo.
Â