Mohon tunggu...
Fais Yonas Boa
Fais Yonas Boa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Peneliti

Aksara, Kopi dan kepolosan Semesta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Inilah Pokok-pokok Pemikiran Thomas Hobbes

17 Oktober 2024   10:55 Diperbarui: 17 Oktober 2024   11:41 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep tentang Pembatasan Kekuasaan Penguasa

Hobbes, memang memutlakkan kekuasaan negara tetapi tidak menginginkan adanya kesewenang-wenangan penguasa, dalam negara tersebut. Bagi Hobbes, kekuasaan penguasa harus dibatasi oleh dua hal.

Pertama, kesadaran penguasa itu sendiri. Konsep kesadaran penguasa bagi Hobbes sedikit mistik yaitu penguasa memiliki kewajiban, untuk mempertanggungjawabkan penggunaan kekuasaannya di hadapan Allah.

Kedua, alasan hak alamiah setiap manusia, untuk melindungi diri. Terkait hak alamiah manusia untuk melindungi diri, Hobbes memiliki keyakinan bahwa motivasi dasar manusia dalam kehidupan adalah takut akan mati dan bertahan hidup.

Konsep tentang Negara Ideal

Hobbes, berpandangan bahwa negara seharusnya memiliki tiga segi penting.

Pertama, Yang berdaulat. Dalam hal ini, leviathan harus memiliki kekuasaan yang mutlak dan tak terbatas untuk menerbitkan aturan atau pernitah yang sifatnya mengikat, bagi semua warga yang sebelumnya melakukan perjanjian. Negara dan atau penguasa yang berdaulat, tidak terikat kontrak seperti yang terjadi pada setiap masyarakat. Raja tidak dapat melanggar hukum karena raja adalah hukum itu sendiri.

Kedua, Raja adalah "sang dewa manusia" yaitu yang berdaulat, dan harus menjadi satu kesatuan dengan negara.

Ketiga, keadilan pada diri sendiri yaitu setiap masalah yang berhubungan dengan prinsip keadilan, bukan menjadi urusan negara atau raja tetapi menjadi urusan setiap warga masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun