Dari kata-kata kasarmu,
Aku tertegun saat aku merasa bahwa aku disingkirkan setelah kau menemukan perempuan yang akan menjadi jimat dan ibu bagi anak-anakmu kelak
Tapi aku adalah adik perempuanmu
Tak bisakah aku menjadi salah satu dari sumber kebahagiaanmu?
Tak bisakah aku menjadi orang yang disela pertarungannya, berharap kau adalah salah satu yang akan merasa bangga akan keberhasilanku terhadap sesuatu?
Tak bisakah dua perempuan berjalan bersisian dan kau menggandeng keduanya denga lembut dan penuh kasih?
Tak bisakah kita saling menasehati tanpa harus berpihak  dan membuat yang lain tersakiti?
Tak bisakah kau meletakkan tanganmu diatas kepalaku sementara tanganmu yang lain menggenggam erat tangan perempuan lain yang bukan ibumu?
Apakah aku tidak berarti sehingga statusku sebagai "selamanya adik perempuanmu" harus beralih menjadi "dia" "si perempuan asing" "dulu" "masa lalu" "pernah dekat" "junior" "si kunyuk"
Tak bisakah kau juga mengingatku dalam sujudmu, mendoakan perempuan asing ini agar aku menemukan kebaikan sepanjang hidupku?!
Dari kata-kata kasarmu,