Maaf untuk ke-manusiawi-an yang membuatku terlalu sensitif dan egois sehingga akhirnya menutup diri adalah satu-satunya cara yang menjadi pilihanku
Dari kata-kata kasarmu,
Aku belajar menerima kekalahan padahal kau satu-satunya yang selalu meyakinkan bahwa aku akan selalu menjadi nomor satu
Mengalah  kadang menjadi pilihanmu asalkan aku tetap menjadi nomor satu
Kata-katamu yang membuktikan pada akhirnya bahwa aku hanyalah seorang pecundang, dan menang bukan dengan usahaku.
Kemenanganku adalah buah dari cinta mu kepada adik perempuanmu
Bukan aku yang hebat, namun kakakku menghebatkanku sehingga aku meyakini bahwa aku akan menjadi hebat di luar sana
Kemudian hebat menjadi kebiasaan dan menjadi jiwa bagiku
Namun ternyata aku kalah dengan pergi dan kehilangan kakak laki-laki terbaikku
Dari kata-kata kasarmu,
Semua berakhir dan bermula