Mohon tunggu...
Faiq Aminuddin
Faiq Aminuddin Mohon Tunggu... Guru - Guru

pelayan pelajar Irsyaduth Thullab dan penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alarm Tengah Malam

13 Oktober 2024   18:00 Diperbarui: 13 Oktober 2024   18:04 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sebenarnya ada, Bu. Adi tadi sudah janji sama teman-teman untuk ikut ekskul robotika. Kebetulan latihan siang tadi ternyata kosong. Pembinanya pak Syamsul. Tadi pak Syamsul harus ke mengikuti Zoom meeting persiapan lomba matematika."

Ibu hanya mengangguk-anggukan kepala.

"Ohya, tolong nanti jangan lupa bantu ibu menyiram tanaman."

"Siap, Bu!"

Adi ingat pesan bapak bahwa ibu sedih jika melihat Adi terlalu sibuk dengan HP. Oleh karena itu Adi langsung bangkit dan berlari ke belakang rumah. Di belakang rumah ada beberapa tanaman cabai dan tomat. Adi membantu ibu menyiram tanaman dengan senang hati.

Adi menikmati suasana sejuk di belakang rumah. Angin bertiup sepoi-sepoi. Ranting-ranting cabai dan tomat bergoyang-goyang. Adi memercikkan air dari ember ke gundukan tanah di sekitar tanaman-tanaman itu.

Sore dan malam itu, Adi sengaja tidak begitu sibuk dengan HPnya. Setelah makan malam Adi belajar lebih lama dari biasanya. Walaupun besok pagi tidak ada jadwal pelajaran matematika, malam itu adi sengaja belajar matematika. Adi memang suka matematika. Apalagi Adi berencana akan mendaftar lomba matematika. Adi belajar sampai agak larut malam dan tertidur.

Pukul satu dini hari, HP Adi berbunyi. Adi terbangun dan melihatnya. Di layar HP tertulis "Tidur Siang".

"Mengapa pengingat tidur siang malah berbunyi tengah malam?" tanya Adi heran.

"Siapa yang menelpon, Nak?" Terdengar suara bapak dari luar kamar.

"Bukan telepon, Pak. Tapi pengingat tidur siang," jawab Adi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun