“Siti, kami kok kuat sekali? Seperti laki-laki …”
Siti tertawa. “Ah kamu bisa saja. Kata bapakku. Perempuan juga boleh kuat kok. Yang kuat tidak harus laki-laki.”
“Setuju, ” jawabku sambil mengacungkan jempol. Kami menuju kamarku. Kami membongkar kardus buku itu dan menatanya ke rak buku.
Ternyata Siti suka membaca buku. Melihat tumpukan buku cerita, Siti langsung membaca judul-judulnya. Sesekali melihat daftar isi beberapa buku.
“Maaf, Aku boleh baca buku ini?”
Aku mengangguk. “Tentu saja, Sitiku, Sayang …”
Kami pun tertawa.
“Kamu mau sekolah lagi?”
Siti masih diam. Sepertinya Siti masih asyik membaca. Atau … mungkin Siti memang masih ragu. Aku yakin Siti masih ingin sekolah.
“Kamu tidak mau sekolah lagi?” Aku mengulangi pertanyaan.
“Entahlah …” Jawab Siti. Tidak lama kemudian Siti pamit pulang.