ingatanku perlahan tenggelam bersama bintang di banjir pagi.
jatuh. lalu berenang lebih dalam ke dasar keresahan
mata - hari menatap lalu membikinku lupa akan tanggal - Masehi.
kala tradisi malam tetap berlangsung: begadang orang susah tidur.
mata kumbang melihatku tajam---setajam peluru
yang memburu tubuh; jika saat ini kau bersamaku,
maka akan terlihat juga olehmu di sorotan mata kumbang itu
tersirat berbagai berita tentang manusia yang semakin jauh
dari hening hutan, melebur dalam banjir manusia urban.
tidak seperti para moyang yang dipuja bagai dewa
timur barat utara dan selatan. sorotan mata itu, nona, tidak seperti
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!