Mohon tunggu...
Fahrutimur
Fahrutimur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sejarah ditulis oleh orang yang tahu menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membunuh Diri

11 Juni 2024   04:49 Diperbarui: 11 Juni 2024   05:02 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pribadi

untuk mengantar kepergiannya.

hanya ada amin dari ingin untuk ia kembali dihidupkan.

bagai kayu yang terbakar, angin bahu - membahu

menantang hasratku. desirnya kelembutan perempuan.

aduhai,  begitu nyaman meraba tubuh,

membisik sesuatu. aku laki-laki yang dicuri cahaya mata. dikala iblis

bertakhta di kursi nafsu yang menyimpan segala kamu; iblis itu

nona, berlagak seperti sutradara yang mengatur nasib para pemain

seperti yang terjadi di tempat impian---tempat di mana ketelanjangan

bukanlah ke -- tabu -- an; sebelum taman menjadi saksi

dari tindakan yang mencicipi buah terlarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun