untuk mengantar kepergiannya.
hanya ada amin dari ingin untuk ia kembali dihidupkan.
bagai kayu yang terbakar, angin bahu - membahu
menantang hasratku. desirnya kelembutan perempuan.
aduhai, Â begitu nyaman meraba tubuh,
membisik sesuatu. aku laki-laki yang dicuri cahaya mata. dikala iblis
bertakhta di kursi nafsu yang menyimpan segala kamu; iblis itu
nona, berlagak seperti sutradara yang mengatur nasib para pemain
seperti yang terjadi di tempat impian---tempat di mana ketelanjangan
bukanlah ke -- tabu -- an; sebelum taman menjadi saksi
dari tindakan yang mencicipi buah terlarang.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!