Bukankah kita umat Muslim diwasiatkan untuk memerangi hawa nafsu kita sendiri? Amatilah tulisan HAMKA di bawah ini:
"Peperangan adakalanya kalah dan adakalanya juga menang. Orang yang berperang berganti kalah dan menang inilah yang patut disebut "Mujahid". Kalau dia mati di dalam perjuangan itu, matinya pun mati syahid; karena bukanlah orang mati syahid itu di dalam pertempuran perang dengan musuh lahir saja, musuh hawa itulah yang besar. Rasulullah saw. setelah kembali dari satu peperangan besar bersabda kepada sahabat-sahabatnya:
"Kita ini kembali dari peperangan yang paling kecil, menuju peperangan yang lebih besar."
Setelah ditanya seseorang, beliau menjawab peperangan melawan hawa nafsu itulah perang yang paling besar.
Pernah pula orang bertanya kepada Rasulullah saw.: 'Apakah perang yang paling utama ya Rasulullah?' Beliau menjawab: "Engkau perangi hawa nafsumu". "
Camkanlah! Tasawuf bertujuan untuk membersihkan jiwa tanpa harus menjadi puritan dan sektarian. Itulah yang ditegaskan oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar, digambarkan oleh Imam al-Junaid, serta direvisi oleh Muhammad Abduh. Dan inilah yang saya sebut dengan "Tasawuf Tanpa Nama". -Allahu A'lam bi ash-Shawab-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H