"Enak aja", Balas Pak Slamet sambil manyun. Lucu melihat kumisnya bergerak-gerak.
"Hahaha. Saya hanya bercanda pak, tidak usah dibawa hati atuh", Ali berpamitan kepada Pak Slamet dan menyelesaikan pembayaran di Buk Rum.
"Monggo Buk Rum, Pak Slamet, saya pamit dulu. Assalamu'alaikum", punggung Ali meninggalkan warung Buk Rum.
"Iya Ali. Wa'alaikumussalam", balas Pak Ali dan Buk Rum hampir bebarengan.
***
Walaupun tempat tinggal Ali melewati gang yang sempit, tapi ketika sudah sampai di ujungnya terdapat kampung yang lumayan bersih dan asri. terdapat berbagai macam tumbuhan dan bunga di depan rumah tiap warganya. Hal ini tidak lepas dari kontribusi tiap warganya untuk menjaga kebersihan lingkungan. Jarak antara kontrakan Ali dan mushola lumayan dekat, hanya membutuhkan waktu 10 menit saja. Oleh sebab itu Ali tidak perlu repot-repot mengeluarkan motor hanya untuk pergi kesana. Sesampainya di kontrakan, Ali segera menyalakan komputer untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Sepertinya mandi dulu enak nih. Biar nggak ngantuk", pikir Ali. Tanpa berpikir panjang, Ali segera meraih handuk yang dia jemur di teras kontrakan. Kemudian dia bergegas menuju kamar mandi sambil menyetel musik-musik jadul. Entah kenapa dia berbeda dengan remaja lain seusianya. Disaat remaja lain masih senang berjalan-jalan, dia malah fokus untuk bekerja.
Disini di batas kota ini
Ingin kutuliskan surat untukmu
Biar engkau mengerti perjalanan hidupku
Di dalam menggapai cita-cita