وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُواْ فَٱنشُزُواْ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٍ... إلخ
Dan apabila dikatakan: “berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat... (Al-Quran, Surah Al-Mujadalah [58]: 11).
Kata Yarfa’i dibaca Kasrah huruf akhirnya karena kedudukannya sebagai Jawab Amr dari Fiil Amr -nya, yaitu kata Fansyuzuu. Orang yang memahami ilmu Nahu tidak akan salah membacanya Yarfa’u atau Yarfa’a. Karena ia tahu bahwa posisinya sebagai Jawab Amr yang mana harus di- Jazm-kan. Ciri Jazm-nya adalah Sukun yang kemudian menjadi Kasrah karena bertemunya dua huruf Sukun (antara huruf ‘Ain dan Alif).
Kata Allahu dibaca Dammah huruf akhirnya karena kedudukannya sebagai Fail (Subjek) dari kata Yarfa’i. Orang yang memahami ilmu Nahu tidak akan salah membacanya Allaha atau Allahi. Karena ia tahu bahwa kedudukannya sebagai Fail yang mana harus di- Rafa’-kan. Dan Ciri Rafa’-nya adalah Dammah.
Kata Al-‘Ilma dibaca Fatah huruf akhirnya karena kedudukannya menjadi Maf’ūl Bīh (Objek) dari kata Ūtū (أُوْتُوْا). Orang yang memahami ilmu Nahu tidak akan salah membacanya Al-‘Ilmu atau Al-‘Ilmi. Karena ia tahu bahwa kedudukannya menjadi Maf’ūl Bīh yang mana harus di- Nasab-kan, dan ciri Nasab -nya adalah Fatah.
Dari contoh-contoh di atas, terlihat jelas bahwa ilmu Nahu sangat berperan penting dalam memahami teks Al-Quran sehingga terhindar dari kesalahan dalam membacanya.
Selain ketiga poin di atas, masih banyak lagi peran penting ilmu Nahu dalam memahami Al-Quran yang tidak penulis cantumkan, karena keterbatasan waktu dan pemahaman penulis. Akan tetapi, ketiga poin ini setidaknya telah memberikan gambaran bahwa ilmu Nahu begitu penting dalam memahami Al-Quran. Wallahu A’lam Biṣṣawwab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H