2. Cara untuk memahami Sakal/harakat Al-Quran.
Ilmu Nahu juga berperan penting dalam memahami Sakal/harakat Al-Quran. Walaupun tidak diragukan lagi terdapat kata atau ayat Al-Quran yang tidak sesuai dengan kaidah ilmu Nahu. Sebagai contoh ayat berikut ini:
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (Al-Quran, Surah Al-Fatihah [1]: 1)
Kata Al-Hamdu dalam ilmu Nahu diberikan hukum Rafa’ karena posisinya sebagai Mubtada' (salah satu kedudukan/posisi kata yang harus di- Rafa’-kan). Ciri Rafa’-nya adalah Dammah karena bentuk katanya adalah Isim Mufrad (salah satu kata yang ciri Rafa’-nya Dammah). Oleh karena itu, harakat huruf terakhir kata Al-Hamdu berharakat Dammah.
Kata Lillahi (kata Allah yang dimasuki huruf Lam) dalam ilmu Nahu diberi hukum Khafad /Jarr. Karena kedudukannya sebagai Majrur (kata yang di-Jarr-kan) dari salah satu huruf Jarr, yaitu Lam. Ciri Jarr-nya adalah Kasrah karena bentuk katanya adalah Isim Mufrad (salah satu kata yang ciri Jarr-nya Kasrah). Oleh karena itu, harakat huruf terakhir kata Lillahi berharakat Kasrah.
Kata Rabi dalam ilmu Nahu diberi hukum Jarr, karena posisinya sebagai Badal (salah satu kedudukan/posisi kata yang harus di- Jarr-kan) dari kata Lillahi. Ciri Jarr-nya adalah Kasrah karena bentuk katanya adalah Isim Mufrad. Maka karena itulah harakat huruf terakhir kata Rabi berharakat Kasrah.
Kata Al-‘Alamin dalam ilmu Nahu diberi hukum Jarr, karena kedudukannya sebagai Muḍāf Ilaih (salah satu kedudukan/posisi kata yang harus di-Jarr-kan) dari Muḍāf-nya, yaitu kata Rabi. Ciri Jarr-nya adalah huruf Ya’ karena bentuk katanya adalah Jamak Muzakar Salim (salah satu bentuk kata yang ciri Jarr-nya adalah huruf Ya’). Oleh karena itu, kata Al-‘Alamin huruf akhirnya adalah huruf Ya’ dan Nun. Adapun huruf Nun di sini berfungsi menjadi pengganti tanwin pada bentuk Isim Mufrad- nya, yaitu ‘Alamun (عَالَمٌ).
Dari contoh-contoh di atas, terlihat jelas bahwa ilmu Nahu sangat berperan penting dalam memahami alasan bagaimana kata dalam teks Al-Quran bisa berharakat Dammah, Fatah, dan Kasrah.
3. Mengantisipasi kesalahan membaca Al-Quran.
Ilmu Nahu juga berperan penting dalam mengantisipasi kesalahan dalam membaca Al-Quran. Karena seseorang yang memahami dan mampu mengaplikasikan ilmu Nahu terlebih bila ia juga mengerti bahasa arab bisa mengetahui kedudukan suatu kata dalam Al-Quran. Ketika mengetahui kedudukannya, maka ia juga akan mengetahui bacaannya yang benar. Sebagai contoh ayat berikut ini: