Mohon tunggu...
Fahmi Alfansi Pane
Fahmi Alfansi Pane Mohon Tunggu... Penulis - Tenaga Ahli DPR RI/ Alumni Magister Sains Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia

Hobi menulis dan membaca, aktif mengamati urusan pertahanan, keamanan, dan politik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konflik Laut China Selatan: Ancaman Kedaulatan dan Strategi Mitigasinya

22 Mei 2024   16:43 Diperbarui: 22 Mei 2024   16:49 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 Ketiga, konflik di LCS juga dapat mengancam kedaulatan Indonesia karena adanya rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Nusantara, yang berada di area Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Posisi IKN tersebut sangat dekat dengan perairan Laut Sulawesi dan Selat Makassar yang termasuk Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Hal ini sesuai dengan Konvensi Hukum Laut PBB Pasal 53 sebagai konsekuensi pengakuan internasional atas status Indonesia sebagai negara kepulauan.

 

Indonesia harus menyediakan ALKI II, sebagaimana ALKI I dan ALKI III, sebagai perairan internasional untuk lintas kapal dan pesawat sepanjang dilakukan dengan damai (innocent passage), yaitu tidak merugikan terhadap tujuan damai, tata yang baik, serta keamanan negara pantai (Pasal 19). Masalahnya, dalam pasal tersebut juga diperinci beberapa kegiatan atau situasi yang dapat merugikan negara pantai, seperti ancaman atau penggunaan kekerasan yang bertentangan dengan kedaulatan, keutuhan wilayah, atau kebebasan politis negara pantai (Ayat 2 huruf a), aksi propaganda untuk memengaruhi pertahanan atau keamanan negara pantai (Ayat 2 huruf d), atau misalnya peluncuran, pendaratan, atau menaikkan peralatan militer ke kapal (Ayat 2 huruf f). Risiko-risiko pelanggaran hak lintas damai tersebut akan muncul saat terjadi perang konvensional antarnegara, atau bahkan dapat muncul saat seperti sekarang terjadi peningkatan konflik dan sengketa antarnegara di Indo-Pasifik.   

 

Meski tidak sesering di LCS, insiden antarpesawat atau kapal militer China dan rival Baratnya juga terjadi di perairan sekitar Indonesia. Pada 11 Februari 2022 sepasang kapal militer China bertemu dengan kapal fregat Australia di Selat Makassar, lalu bersua dengan pesawat mata-mata Australia P-8A Poseidon di Laut Arafura. Australia menuduh China menembakkan senjata laser ke pesawatnya, sedangkan China mengklaim pesawat tersebut dapat memburu kapal selam dan menjatuhkan sonobuoy berantena ke dekat kapalnya (defensenews, 22 Februari 2022)[4]. 

 

Kejadian-kejadian di atas dapat disebut berhubungan dengan ALKI II karena kapal atau pesawat militer negara-negara tersebut sebelum atau sesudahnya melewati ALKI II. Ini menunjukkan saat ini sudah terjadi risiko pelanggaran hak lintas damai, meskipun belum terjadi perang konvensional. 

 

Peningkatan ancaman konflik LCS terhadap kedaulatan Indonesia juga terlihat dari latihan dan persiapan Angkatan Darat AS yang misinya adalah mencegah China mengontrol LCS. Dalam berita yang dimuat Military Times edisi 10 Maret 2022 berjudul "Training for war at the Army War College"[5] sepintas tidak ada kaitan langsung dengan Indonesia. Tapi, begitu melihat foto berita tersebut yang menunjukkan skenario perang yang dilatihkan pada US Army War College di Barak Carlisle, Pennsylvania pada pekan pertama Maret 2022 terlihat jelas peta Indonesia dan LCS. Bahkan, ada satu penanda diletakkan di sekitar Laut Bali atau ujung selatan Selat Makassar yang merupakan bagian atau terusan ALKI II. Sebagian besar penanda di peta memang diletakkan di LCS. Hal ini menunjukkan adanya skenario atau persiapan militer AS dalam rivalitas strategisnya dengan China untuk memanfaatkan atau setidaknya mengantisipasi perkembangan di ALKI II, yang berdekatan dengan lokasi IKN di Kalimantan Timur.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun