Ali Terdiam sejenak, kemudian melanjutkan "Baiklah, aku akan coba untuk lebih terbuka dan mencari tahu lebih banyak tentang hal ini. Mungkin kamu benar, aku terlalu terpaku pada tradisi." Sahut Ali.
"Itulah semangat belajar yang seharusnya kita miliki, Kang. Selalu haus akan ilmu dan terbuka pada kebenaran. Jangan takut untuk mengubah kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam." Kata Faris bersemangat.
“Mulai sekarang, aku akan mencoba mengubah kebiasaaan minum kopi di pagi hari.” Papar Ali tersenyum kearah Faris.
Sudut bibir Faris ikut terangkat, membalas senyuman Ali " Dulu, aku pernah punya teman yang mengalami sakit maag parah karena terlalu sering minum kopi. Sejak saat itu, aku jadi lebih memperhatikan soal kesehatan, karena kesehatan termasuk nikmat yang sangat besar. Maka dari itu aku tidak ingin kamu mengalami hal yang sama, Kang."
“Iya Ris terima kasih atas perhatiannya. Yah meskipun aku sekarang terlihat baik-baik saja kita tidak akan tahu takdir Allah itu seperti apa.” Sahut Ali menghela nafas menatap Faris.
"Sama-sama, Kang. Kita harus bijak dalam mengonsumsi segala sesuatu, termasuk makanan dan minuman. Kesehatan itu kan anugerah yang harus kita jaga." Faris mengangguk kecil diiringi senyuman yang merekah.
Setelah perdebatan panjang melalui pertukaran pikiran yang intens tentang pemahaman yang lebih mendalam antara hadits dan tradisi. Ali akhirnya memutuskan untuk mengurangi kebiasaan minum kopi di pagi hari. Ia menyadari bahwa kesehatan adalah kenikmatan yang tak ternilai dan harus dijaga. Namun, ia tetap akan menikmati secangkir kopi sesekali, sebagai pengingat akan perjalanan spiritualnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H