Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bulukumba dan Reputasinya sebagai Pembuat Kapal Sejak Zaman Kuno

8 Februari 2020   18:10 Diperbarui: 8 Februari 2020   20:59 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan di dinding Medinet Habu, menggambarkan kampanye Mesir melawan "The Sea people", dikenal dengan sebutan pertempuan delta (sumber: wikipedia.org)

Memasuki era iron age, di sekitar abad 7 SM, bekas wilayah Luwian kemudian dikenal sebagai Lydia. kemudian menjadi wilayah turki untuk masa sekarang ini.

Bahasa Lydian adalah bahasa Indo-Eropa di keluarga bahasa Anatolia, terkait juga dengan Luwian dan juga bahasa "orang laut". Bahasa Lydian akhirnya punah pada abad 1 SM. Namun dari penerjemahan sebuah prasasti Lydian, berhasil diterjemahkan kata "Bira" yang berarti: rumah.

Dari semua informasi bangsa Luwian yang dikatakan terkait erat dengan "orang laut" (sea people), dan dengan mencermati bentuk penyebutan namanya, kuat dugaan saya bahwa bentuk dasar dari nama Luwian adalah "Luw" atau "Luwu".

Pertimbangan ini merujuk pada kelaziman orang-orang Eropa ketika menyebut "orang dengan negeri asalnya" dengan memberi akhiran --an dibelakang nama bangsa orang tersebut. Misalnya orang India akan disebut "Indian" atau orang Indonesia disebut "Indonesian". Jadi Luwian bisa jadi berarti "orang Luw" atau "orang Luwu".

Sementara itu, kosa kata "Bira" dalam bahasa Luwian yang berarti "rumah", mengarahkan dugaan saya pada pertimbangan bahwa ada kemungkinan kata tersebut keterkaitan dengan suatu daerah bernama Bira di ujung selatan pulau Sulawesi, yang merupakan pusat pembuatan perahu Phinisi. 

Pemikiran ini didasari fakta adanya keterkaitan yang erat antara Bangsa Luwian dengan Bangsa Laut "The Sea People", bahwa bisa jadi asal usul bangsa Luwian di Asia Kecil pada masa kuno berasal dari para Penjelajah Laut dari pulau Sulawesi yang kemudian menjadikan nama kampung halamannya sebagai sebutan untuk "rumah" dipemukiman baru mereka. 

Bentuk yang identik dengan hal ini, dimana sebutan negeri juga memiliki makna "rumah", dapat kita lihat pada kata "Banua" yang dalam bahasa tradisional di pulau Sulawesi bisa berarti "rumah", juga bisa berarti "kampung" ataupun "negeri".

Yang bergaris merah pada peta ini adalah wilayah
Yang bergaris merah pada peta ini adalah wilayah "ujung loe" di kabupaten Bulukumba, yang identik dengan bunyi penyebutan "luwu". (dokpri)

Gambar peta di atas adalah pesisir selatan pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Bulukumba, yang menunjukkan wilayah tanjung Bira dan wilayah ujung loe (bergaris merah) yang bisa dikatakan identik dengan bunyi penyebutan "Luwu".

Mengenai pembahasan Luwu di masa kuno dapat dibaca pada tulisan saya lainnya:

Demikianlah, Bangsa Luwian yang terkait erat dengan "sea people", yang menyebut rumah dengan sebutan "bira", lalu Phonecia (Bangsa pelaut ulung di masa kuno) yang juga identik dengan nama perahun phinisi, menyajikan benang merah keterkaitan antara kejayaan bangsa laut di kawasan mediterania pada masa kuno, dengan tradisi bahari di pulau Sulawesi yang juga telah berlangsung sejak masa kuno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun