Memasuki era iron age, di sekitar abad 7 SM, bekas wilayah Luwian kemudian dikenal sebagai Lydia. kemudian menjadi wilayah turki untuk masa sekarang ini.
Bahasa Lydian adalah bahasa Indo-Eropa di keluarga bahasa Anatolia, terkait juga dengan Luwian dan juga bahasa "orang laut". Bahasa Lydian akhirnya punah pada abad 1 SM. Namun dari penerjemahan sebuah prasasti Lydian, berhasil diterjemahkan kata "Bira" yang berarti: rumah.
Dari semua informasi bangsa Luwian yang dikatakan terkait erat dengan "orang laut" (sea people), dan dengan mencermati bentuk penyebutan namanya, kuat dugaan saya bahwa bentuk dasar dari nama Luwian adalah "Luw" atau "Luwu".
Pertimbangan ini merujuk pada kelaziman orang-orang Eropa ketika menyebut "orang dengan negeri asalnya" dengan memberi akhiran --an dibelakang nama bangsa orang tersebut. Misalnya orang India akan disebut "Indian" atau orang Indonesia disebut "Indonesian". Jadi Luwian bisa jadi berarti "orang Luw" atau "orang Luwu".
Sementara itu, kosa kata "Bira" dalam bahasa Luwian yang berarti "rumah", mengarahkan dugaan saya pada pertimbangan bahwa ada kemungkinan kata tersebut keterkaitan dengan suatu daerah bernama Bira di ujung selatan pulau Sulawesi, yang merupakan pusat pembuatan perahu Phinisi.Â
Pemikiran ini didasari fakta adanya keterkaitan yang erat antara Bangsa Luwian dengan Bangsa Laut "The Sea People", bahwa bisa jadi asal usul bangsa Luwian di Asia Kecil pada masa kuno berasal dari para Penjelajah Laut dari pulau Sulawesi yang kemudian menjadikan nama kampung halamannya sebagai sebutan untuk "rumah" dipemukiman baru mereka.Â
Bentuk yang identik dengan hal ini, dimana sebutan negeri juga memiliki makna "rumah", dapat kita lihat pada kata "Banua"Â yang dalam bahasa tradisional di pulau Sulawesi bisa berarti "rumah", juga bisa berarti "kampung" ataupun "negeri".
Gambar peta di atas adalah pesisir selatan pulau Sulawesi, tepatnya di Kabupaten Bulukumba, yang menunjukkan wilayah tanjung Bira dan wilayah ujung loe (bergaris merah) yang bisa dikatakan identik dengan bunyi penyebutan "Luwu".
Mengenai pembahasan Luwu di masa kuno dapat dibaca pada tulisan saya lainnya:
- Hipotesis Ini Buktikan Kerajaan Ho-ling Terletak di Sulawesi
- Hipotesis Letak Geografis Ho-ling di Sulawesi
- Mengkaji Sebutan "Luwu" dalam Zhu Fan Zhi (Abad 13 M)
Demikianlah, Bangsa Luwian yang terkait erat dengan "sea people", yang menyebut rumah dengan sebutan "bira", lalu Phonecia (Bangsa pelaut ulung di masa kuno) yang juga identik dengan nama perahun phinisi, menyajikan benang merah keterkaitan antara kejayaan bangsa laut di kawasan mediterania pada masa kuno, dengan tradisi bahari di pulau Sulawesi yang juga telah berlangsung sejak masa kuno.