Menurut Ormond McGill (1979) dalam bukunya "Hypnotism Amd Mysticism Of India," : dalam substansi tak terbatas dari akasha ada apa yang disebut "The Akashic Records." Ini adalah catatan kejadian masa lalu dan berbagai hal ihwal lainnya yang dicantumkan pada substansi halus dari akasha. Persis seperti yang sesungguhnya, sebagaimana peristiwa masa kini yang dapat difoto pada film film.Â
Para Magician mengatakan, catatan-catatan ini dapat direproduksi untuk dilihat dengan cara yang sangat mirip dengan menampilkan film. Sama seperti yang dijelaskan oleh Sadhu Parimal Bandhu: Segala sesuatu yang pernah terjadi, setiap peristiwa, setiap kejadian, setiap tindakan, dinyatakan oleh serangkaian catatan pada substansi Akasha Universal yang melingkupi semua ruang.Â
Dalam ruang rekaman Akashic, ada catatan-catatan yang tidak dapat binasa tentang setiap kejadian yang pernah terjadi di Alam Semesta. The Askashic Records mewakili "memory" dari substansi universal, seperti catatan di sel otak seseorang yang dapat menyimpan ingatan, atau komputer yang memiliki "memory banks".Â
Masih menurut Ormand McGill, di bank-bank memori besar di alam semesta terdaftar dan tersimpan semua catatan tak terbatas dari semua yang telah terjadi sebelumnya.
Seseorang yang dengan pengembangan yang tepat dari kekuatannya dapat memperoleh akses ke catatan-catatan ini, dan dapat membacanya seperti halaman-halaman sebuah buku. Sama seperti film film bioskop modern yang merekam dan mereproduksi gambar peristiwa yang dapat ditampilkan ulang pada saat peristiwa yang asli sudah lama hilang...
Dalam Al Quran terdapat beberapa ayat yang membahas mengenai Kitab "Lauh Mahfuzh"Â antara lain:
- Surat Al Hadid ayat 22-23:Â "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."
- Surat Al An'am ayat 59:Â "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
- Surat Hud ayat 6: "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
- Surat Al Naml ayat 75: "Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh)."
Jika Noosfer, The Akashic Records, dan Lauh Mahfuzh memang sama adanya, maka dapat diduga manusialah yang mengunggah informasi data melalui kegiatan pikirannya. Asumsi ini merujuk pada teori Teilhard bahwa noosfer muncul melalui dan didasari oleh interaksi pikiran manusia.Â
Tapi, jika merujuk pada Surat Al Hadid ayat 22-23 dan Surat Al An'am ayat 59, Â maka dapat dipastikan kitab induk Lauh Mahfuzh telah ada jauh sebelum manusia ada di muka bumi, bahkan jauh sebelum lapisan hidup Biosphere mulai terbentuk.Â
Titik temu yang mungkin bisa dimunculkan dalam hal ini adalah bahwa Lauh Mahfuzh sebagai pusat server informasi alam semesta telah memang tersedia ketika dunia ini diciptakan -- manusia hadir di bumi dan mulai mengisinya data riwayat, dikarenakan perangkat berpikir manusia yakni otak, terkoneksi ke pusat server alam semesta tersebut. Jadi, Lauh Mahfuzh bukan saja berisikan data riwayat manusia saja, tapi seluruh hal yang berlaku di jagad raya ini sejak mulai diciptakan Allah SWT.
Sebagai pusat server alam semesta Lauh Mahfuzh bukan hanya mencatat semua hal yang terjadi di jagad raya, tetapi bekerja layaknya pusat informasi yang dapat di akses manusia melalui kegiatan berpikir di perangkat otaknya.
Bisa dikatakan pada saat berpikir itu kegiatan upload dan download data kita lakukan dalam saat yang bersamaan. Apapun hal yang kita olah dalam proses berpikir sifatnya adalah kegiatan upload, sedangkan ide yang kita dapat dalam proses berpikir, itulah yang kita download.