5.tanggal 6 malam hingga tanggal 8 januari malam keluarga sudah menerima kenyataan bahwa Mirna sudah tidak ada. Keluarga menolak otopsi yang ditawarkan oleh Polisi.
6.tanggal 7 januari polisi datang ke Café Olivier meminta keterangan 5 orang saksi dan meminta rekaman CCTV. Tanggal 8 polisi memeriksa Café tetapi belum melakukan Olah TKP.
7.tanggal 9 januari Kapolsek Tanah Abang AKBP Jefri Siagian mengatakan dari CCTV belum ada yang mencurigakan. Café juga sudah buka untuk umum. Di sisi lain, Tanggal 9 itu juga Mirna diotopsi dan setelah itu dimakamkan di Bogor. Keluarga Mirna akhirnya bersedia /mengiklaskan korban diotopsi sesuai permintaan polisi.
8.tanggal 10 Dirkrismum Polda Metro Jaya mengabarkan dari 3 sampel kopi yang dibawa dari café Olivier salah satunya mengandung sianida. Pertanyaan besarnya Kapan sebenarnya sample kopi dibawa polisi dari Café Olivier? Kemungkinan besar paling cepat tanggal 7 Januari barulah polisi mendapatkan sample kopi tersebut. Polisi meminta sample kopi dari Café Olivier dan menurut pemilik Café bekas kopi Mirna sudah dia cicipi bersama Bar tendernya. Pemilik café merasa lidahnya kebas sementara bar tender sampai muntah-muntah. Jadi kopi yang diminum Mirna ini rupanya sudah diutak-atik oleh pihak Café sebelum diserahkan ke polisi. Maksud diutak-atik disini adalah dipindahkan dari meja TKP ke dapur Café dan dicoba untuk dicicipi oleh pihak café. Dan selanjutnya barulah diserahkan ke polisi. (Mudah-mudahan Kopi yang diminum Mirna tidak tertukar dengan kopi lainnya).
9.tanggal 11 Januari barulah Polisi melakukan Olah TKP di Café Olivier. Itu berarti 5 hari setelah kejadian barulah TKP diperiksa dengan teliti. Bisa disimpulkan dalam 5 hari tersebut bisa saja ada bukti-bukti yang seharusnya masih ada tetapi sudah tercemar/ sudah raib.
10.tanggal 12 januari keluar pernyataan dari Puslabfor polisi bahwa hasil forensic menemukan lambung korban terluka. Ada sianida 3,75 mg di lambung korban. Dipastikan polisi bahwa kopi yang diminum Mirna mengandung 15 gram Sianida. Kopi ini kalau diminum orang lain bisa menewaskan 20-25 orang. Ini cukup aneh karena berdasarkan literature kedokteran 1 gram sianida yang dilarutkan bisa membunuh orang dalam 30 menit. Nah kalau 15 gram yg dilarutkan kemungkinan besar korban akan tewas dalam 10 menit. Faktanya korban meninggal 1 jam kemudian. Entahlah salah literaturenya mungkin.
Sepuluh poin itu barulah keanehan awal. Tetapi dari sepuluh poin itu saja sudah menimbulkan banyak asumsi-asumsi public. Asumsi itu terjadi karena dua hal antara lain bagaimana sikap polisi terhadap pemilik Café Olivier yang “sangat bersahabat” dan keanehan (perubahan) sikap dari Darmawan Salihin. Kita mulai dulu dengan Café Olivier.
BISA DIDUGA CAFÉ OLIVIER PUNYA BANYAK PESAING BISNIS
Sejak awal kalau memang Mirna adalah korban Pembunuhan menggunakan Sianida maka pertanyaannya, mengapa yang jadi korban adalah orang biasa? Apa salah Mirna, wanita muda yang bukan merupakan orang penting? Umumnya pembunuhan dengan racun Sianida itu dilakukan dengan motif politik atau persaingan bisnis tingkat tinggi.
Pertanyaan berikutnya , kalau memang Jessica yang membunuh Mirna, betapa bodohnya Jessica membunuh orang didepan umum? Jessica orang mampu dan sudah 4 tahun tinggal di Australia. Kalau memang niat mau membunuh Mirna maka Jessica bisa saja menyewa pembunuh bayaran untuk itu.